Mohon tunggu...
Romi Siswanto
Romi Siswanto Mohon Tunggu... Administrasi - Fungsional Perencana Muda Ditjen GTK Kemdikbud

Fungsional Perencana Muda Ditjen GTK/ Ketua IKA S3 MP UNY

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Karakter di Masa Covid-19

27 Desember 2020   12:00 Diperbarui: 27 Desember 2020   12:06 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Wabah virus corona yang menyebabkan penyakit covid-19 tidak hanya memakan banyak korban jiwa, namun juga memporakporandakan semua sektor kehidupan. Mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan lain lain. Semua terdampak.

Upaya pemerintah untuk memutus mata rantai virus yang berasal dari Wuhan, Cina itu terus dilakukan. Salah satunya dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Beberapa daerah sudah melakukan PSBB tersebut. Akibatnya, nyaris semua akvitas  lumpuh
 Semua kegiatan dilakukan dari rumah/work from home (WFH).  Tagline #dirumahsaja pun kemudian menjadi sangat  populer di masa darurat pandemi covid 19.

Pada sektor pendidikan, pemerintah menutup sekolah-sekolah pada semua jenjang. Semua aktivitas di sekolah dihentikan. Namun demikian kegiatan belajar harus tetap berlangsung. Guru dan siswa melakukan tatap muka secara virtual. Kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah. Mereka harus tetap semangat WFH lewat virtual learning. Harus tetap hadir di dalam kelas maya. Kenyataan ini adalah hal yang baru baik guru maupun siswa.

Supaya kegiatan belajar mengajar di rumah berjalan dengan baik,  pemerintah maupun pihak swasta seperti Google Indonesia dan Microsoft bersinergi  menyediakan perangkat aplikasi yang dijadikan platform pembelajaran dalam jaringan (online). Selain dua perusahaan raksasa itu ada juga pihak swasta seperti Quipper, Kelas Pintar, Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius. Sementara pemerintahb lewat Kementerian Pendikan dan Kebudayaan menyediakan portal belajar sendiri, yakni Rumah Belajar dan program belajar di TVRI.

Selama ini, jauh sebelum wabah Covid 19 melanda negeri ini, kegiatan belajar mengajar dilakukan di sekolah secara rutin dilakukan  guru maupun siswa. Hal yang jamak terjadi adalah siswa mengadopsi contoh yang baik dari gurunya lewat sikap maupun tutur kata seorang guru. Hal ini dilakukan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar selama 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama 3 tahun dan sekolah Menengah Atas selama 3 tahun. Ini rutin dilakukan sejak pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.00. 

Kegiatan ini secara tidak langsung adalah menanamkan pendidikan karakter kepada siswa. Siswa lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah. Kegiatan kerohanian dan sosial terkontrol oleh warga sekolah (Kepala sekolah, guru dan rekan sejawat siswa). Meskipun kadang juga dijumpai hal-hal negatif terjadi di sekolah seperti perundungan  tindak kekerasan baik terhadap siswa maupun guru begitu sebaliknya. Kasus seperti ini jaranhg terjadi. Jimlanya tidak banyak (tidak mentolerir jumlah) dibanding dengan perbuatan positif yang dilakukan siswa ketika berada di sekolah.

Pada masa darurat Covid 19, ada banyak  hikmahnya yang bisa dipetik orang tua. Corona membuka ingatan kita kembali bahwa rumah adalah sekolah yang pertama, orang tua adalah guru yang pertama dan utama.  

Sekarang adalah saat yang sangat baik dan tepat memberikan Pendidikan Karakter bagi putra putrinya sendiri yang selama ini mereka melihat karakter baik dari gurunya. Belajar di rumah dan bekerja dari rumah membuat anak  orang tua dan anggota keluarga lainnya lebih banyak waktu bahu membahu menyelesaikan tugas sekolah, tugas rumah maupun target-target anak yang belum tercapai.

Misalnya, anak kelas satu yang belum lancar membaca baca tulis baik Latin maupun Arab.  Peran orang tua sangat penting. Ia harus sabar dan telaten membimbing hingga lancar membacanya dengan durasi waktu 24 jam selama darurat Covid 19. Selama ini anak-anak hanya tersedia waktu bercengkrama dengan orang tua hanya dua jam di pagi hari, sebab malam pun kadang sudah tidak dapat berkomunikasi dengan anak.

Masa pandemi covid 19 pada bulan Ramadan ini harus kita jadikan momentum memberikan pendidikan karakter pada anak-anak kita sendiri. Saatnya meraih berkah di tengah wabah. Pertama, mulai dari sahur sudah bercengkrama di meja makan sambil memberikan cerita, kisah-kisah yang baik kepada anak. Mengajarkan etika makan baik sebelum maupun setelah makan.

 Kedua,  salat subuh berjamaah. Setelah itu tadarus/membaca al quran bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun