Lalu bagaimana dengan nelayan? Tentu nelayan yang saya maksud adalah bukan nelayan secara umum, tetapi nelayan yang saya temui dalam wawancara ini.Â
Nelayan yang saat itu merasa lega karena dibukanya keran ekspor benih lobster mungkin saat ini akan merasa kaget dengan penangkapan Menteri Edhy.Â
Bagaimana tidak? Nelayan tidak menyadari bahwa telah terjadi permainan atas usaha ekspor benih lobster ini. Menteri Edhy yang kemarin dinanti mungkin saat ini akan dicaci.
Kemudian bagaimana dengan kelanjutan kebijakan ekspor benih lobster setelah penangkapan "berjamaah" oleh KPK? Â Saya pikir ini menarik untuk ditunggu soal kelanjutan kebijakan ini apakah akan tetap dilanjutkan atau tidak.Â
Perdebatan mengenai pro dan kontra kebijakan ekspor benih lobster perlu dibuka kembali dengan melibatkan para ahli, pengusaha, pengambil kebijakan dan kita masyarakat umum.Â
Melihat terbuktinya adanya celah korupsi pada kebijakan ini seharusnya kebijakan ekspor benih lobster dihentikan. Selain itu kepentingan konservasi sumber daya lobster pun perlu dipertimbangkan.Â
Namun perlu diperhatikan juga mengenai dunia usaha ekspor benih lobster yang mungkin akan terdampak jika kebijakan ini dicabut. Nelayan yang saya temui mungkin akan merasa terhambat lagi jika kebijakan ini dihentikan kembali.Â
Namun melihat Menterinya membeli jam tangan Rolex dari hasil suap ekspor benih sih seharusnya para nelayan penangkap benih lobster pikir-pikir kembali. Masa mereka tetap miskin, pejabatnya makin kaya? Iya kan?