satu porsi berisi 10 biji dibanderol Rp.10 ribu. Itu artinya satu biji dihargai seribu rupiah. Jadi nanti saya akan mengeluarkan 20 ribu-karena saya beli dua porsi.
Mulailah si bapak meramu dagangannya. Begitulah, dengan cekatan tangannya memasukkan tepung beras mawur(butiran kasar) yang sudah matang kedalam selongsong bambu (bumbung) kecil-kecil. Ditambah rajangan gula jawa (gula merah) di tengah.Â
Selanjutnya dipanasi uap air lewat lubang kecil dikotak kayu buatannya. Bau khas kue ini tercium menusuk hidungku, semerbak gurih.
"Saking pundi, mas?" (darimana, mas), tanya si bapak
"Saking ngeteraken adik kerjo, pak" (dari mengantar adik kerja, pak)
Tangan si bapak cekatan mengolah tepung beras untuk dijadikan puthu. Satu persatu bumbung berukuran kecil diletakkan diatas gelegak air panas lewat beberapa lubang. Cekatan, karena jam terbang si bapak sudah hitungan tahun.
"Kulo sadeyan niki sampun 38 tahun, mas" (saya berjualan ini sudah 38 tahun, mas), ucapnya sambil tersenyum.
"Saestu, pak?"Â (bener, pak)
"Inggih" (iya), sambil anggukkan kepala mencoba meyakinkanku.
"Aslinipun tiyang pundi, pak!" (aslinya orang mana, pak)
"Kulo tiyang Manyaran, mas"Â (saya orang Manyaran, mas)
"Manyaran Wonogiri?", tanyaku
si bapak menganggukan kepala memberi jawab.
Dari penuturannya, penjual kue puthu bumbung di wilayah Solo kebanyakan berasal dari Manyaran. Benarkah? Tempat ini pernah penulis kunjungi ketika mencari keberadaan air terjun Banyu Nibo. Tapi lucunya, si bapak malah kurang begitu tahu tentang obyek tersebut.
Setelah aku ceritakan kalau menuju obyek tersebut melewati kampung wayang, si bapak langsung memotong,"Woooalah, niku berarti Kepuhsari. Kampung wayang sampun kuncoro(kondang)"
Bapak yang berumur 57 tahun itu mengaku kalau berjualan puthu sebagai selingan. Petani adalah profesi utamanya. Setiap 10 hari sekali ia pulang ke desa menengok sawah dan ladangnya. Jarak Solo ke Manyaran memang tidak begitu jauh.Â
Pengalaman penulis, hanya butuh sekitar 1 jam 30 menit untuk sampai ke sana. Apalagi jaman sekarang yang fasilitas transport banyak pilihan. Hal itu bukan sebuah masalah.
Pengakuan(klaim) si bapak bahwa penjual puthu bumbung betebaran di kota Solo kadang perlu dipertanyakan. Karena dibagian selatan-tempat penulis tinggal-tidak setiap saat bisa menemukan keberadaannya. Hanya satu penjual dengan memakai sepeda onthel.Â