Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Es Kapal, Legenda yang Sebenarnya Es Grenyep

1 Juli 2018   17:03 Diperbarui: 3 Juli 2018   12:19 3216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar kata "kapal", apa yang tebersit di benak Anda? Transportasi laut, danau, sungai dengan haluan melancip? Itu benar. Mampu menampung awak penumpang dengan ribuan kapasitas? Itu tidak salah. Wahana perairan yang mempunyai peluit? Yap, itulah dia.

Tapi bila ada brand dengan label Es Kapal, bisakah anda mendeskripsikan?(berpikir keras) Tak usah anda mengerutkan jidat, ini bukan kuis tebak cermat, biar saya saja yang akan cerita tentang sosok Es Kapal itu.

Es kapal adalah julukan yang harus diterima sebuah gerobak dorong bercat biru dengan plisir merah di lambungnya, sewarna dengan mainan kapal sekaten, bermuatan cairan dingin berwarna putih akibat limpahan pecahan es batu. Samping kanan kirinya berjejer gelas model kuno.

Es Kapal merupakan minuman yang bertahan cukup kuat di antara badai perubahan zaman. Ketika muncul puluhan minuman baru yang mencoba memberi warna lain, Es Kapal tetap istiqomah dengan kekunoannya.

Pelanggannya merupakan para penikmat nostalgia atau generasi millenial yang mendapat info di jagat maya.

Es Kapal diklaim merupakan legenda di Kota Solo. Benarkah? Kalau ulangan memori saya tepat, bisa jadi iya. Saya akan kembali ke masa Sekolah Dasar di tahun 1984-ketika itu saya duduk di kelas 4. Bila istirahat kedua, atau usai sekolah, Es kapal dengan ciri khas gerobaknya (tanpa atap), selalu setia menunggu kami-anak sekolah dasar di wilayah Kratonan.

Teriakan khasnya adalah, "Grenyep....grenyep. Seger tur anyep" berkumandang di kubah langit yang terang.

Wajah-wajah lelah setelah menerima materi pelajaran mencoba meredakannya dengan segelas Es Grenyep (ini julukan original di tahun itu). Seruput pertama menjadi perontok gerahnya badan. Sebuah kombinasi antara gurih, manis, dingin, menciptakan sensasi kesegaran. Gelontoran cairan ditenggorokan mereduksi kehausan hingga kepenatan-efek gempuran pelajaran dari pagi hingga siang.

Minuman ini, dilihat dari penampakannya hasil campuran santan-pasti ditambah garam, gula jawa, dan serutan es batu. Tapi detail pengolahannya saya kurang begitu tahu. Rasa gurih didapat dari santan, manisnya dari gula-yang dibuat sirop, sedang segarnya dari es batu.

Bapak penjualnya seorang lelaki separuh baya dengan topi laken hitam-yang memudar dibeberapa bagian-bertengger di kepala. Jika gelaran sekolah usai, "kapal" itu ambil sauh dan melanjutkan pelayarannya menyusuri jalan-jalan kampung di wilayah kalurahan Kratonan dan sekitarnya (Kawatan, Joyodiningratan, Kartopuran, Notosuman).

Teriakannya tetap menjadi trademark, "Grenyep....grenyeeep....seger tur anyep..." diulang-ulang agar pembeli tahu akan kedatangannya. Untuk menambah kekuatan sesekali loncengnya yang terletak di buritan dibunyikan, "Teng..teng...teng...teng...Grenyep...grenyep..., seger tur anyep..." begitu terus menerus tak kenal lelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun