Mohon tunggu...
Romario pangaribuan
Romario pangaribuan Mohon Tunggu... Administrasi - Hehehe

Words kill, words give life, They're either poison or fruits- You choose. Proverbs 18:21

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Indonesia Berusia 72 Tahun dan ASEAN Genap Setengah Abad, Siapa Melindungi Siapa?

12 Agustus 2017   11:58 Diperbarui: 12 Agustus 2017   20:52 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lambang Khas ASEAN berbalut angka 50,terletak di salah satu reklame besar di pinggir jalan tol saat saya dalam perjalanan pulang dari Airport Soekarno Hatta menuju Jakarta. Tersemat dalam kepala, apakah yang sudah diberikan ASEAN kepada Indonesia dan apa yang diberikan Indonesia kepada ASEAN.

Association of Southeast Asian Nation atau dikenal sebagai ASEAN, merupakan sebuah organisasi regional yang dihuni 10 negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pembentukan Organisasi regional seperti ASEAN dalam lingkup Internasional, memang menjadi hal yang sangat menguntungkan bagi sebuah negara. Tetapi yang perlu di ingat, apakah semua organisasi regional kawasan ini benar-benar dapat memberikan manfaat positif bagi keberlangsungan kepentingan suatu negara.

Dalam masalah politik, organisasi kawasan terbukti ampuh menjadi representatif yang menunjukan eksistensi negara-negara kecil dalam lingkup internasional. Hal ini jelas sangat membantu menaikan posisi tawar negara kecil tersebut di mata negara-negara maju lainnya, karena keberadaannya dianggap sejajar di lingkup internasional. Kejadian ini dapat dipahami lebih mudah dengan menganalohikan contoh dalam ruang lingkup mahasiswa. Jika anda disuruh memilih, manakah yang lebih mendapat perhatian umum, apakah seorang mahasiswa biasa dengan prestasi biasa saja, atau seorang mahasiswa biasa dengan nilai biasa tetapi berstatus anggota aktif BEM (Badan eksekutif Mahasiswa)? Ya Jelas saja, status sebagai " Gue Anak BEM" menjadi nilai plus untuk menarik perhatian umum bukan.

Keuntungan negara bergabun dalam organisasi kawasan juga berlaku pula pada masalah ekonomi, yang mana dianggap sebagai jembatan untuk membangun sistem kerjasama ekonomi yang lebih komperhensif dan menguntungkan bagi negara anggota. Seperti apa yang sudah berlaku di ASEAN dalam menciptakan pasar tunggal melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Namun dalam isu keamanan regional, apa yang sudah diberikan ASEAN pada Indonesia sampai saat ini berumur 72 tahun dan apa yang sudah diberikan Indonesia kepada ASEAN yang sudah berumur setengah abad?

Indonesia sebagai salah satu penggagas terbentuknya ASEAN sekaligus pemiliki hampir seluruh kawasan di Asia Tenggara, juga mempunyai permasalahan penting dalam menjaga keamanan teritorialnya. Kejahatan lintas batas seperti Radikalisme, terrorisme, narkoba sampai permasalahan terbaru tentang unreported, and unregulated (IUU) fishing menjadi isu yang hangat bagi Indonesia yang memiliki 261 juta penduduk. Kejahatan lintas batas sering kali disamakan sebagai permasalahan internal yang harus diselesaikan sendiri, karena pada umumnya negara anggotaASEAN masih memelihara sifat "tak saling percaya" yang dibalut prinsip non-intervensi. Seperti yang dikutip dalam CNN Indonesia bahwa prinsip non-intervensi merupakan kewajiban untuk tidak mencampuri urusan internal dan mesti menghormati kedaulatan negara lain, khususnya sesama negara anggota ASEAN.

Prinsip non-intervensi menjadi tembok besar bagi 10 negara anggota ASEAN untuk bahu membahu menyelesaikan masalah kemamanan yang muncul di salah satu negara ASEAN. Padahal, salah satu karakteristik dalam Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN yang diusulkan Indonesia, adalah menciptakan Kawasan yang kohesif, damai dan berdaya tahan tinggi dengan tanggung jawab bersama untuk menciptakan keamanan komprehensif (Kemlu)

Kasus Rohingya di Mynamar menjadi bukti konkret, bagaimana terpakunya negara-negara ASEAN termasuk Indonesia yang memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas kemanan di Asia Tenggara. Ketidakberdayaan negara anggota ASEAN menyelesaikan kasus pelanggaran HAM Rohingya, seakan menegaskan bahwa ASEAN dimaknai sebatas ruang rapat yang digunakan untuk berdiskusi tanpa adanya aksi. 

Selain Rohingnya, kelompok Maute Pro-ISIS yang menjadi ancaman di kota Marawi beberapa bulan lalu, menjadikan Duerte yang menjabat sebagai presiden Philippina berang. Ia yang sebelumnya menentang berbagai kebijakan Amerika Serikat dan PBB saat menghabisi warganya yang terlibat peredaran Narkoba, dengan tiba-tiba, menyepakati kehadiran Pasukan khusus Amerika di Marawi walaupun di klaim tidak terlibat langsung. Tindakan Duerte ini semakin memperlihatkan tidak adanya rasa percaya atau gengsi besar yang masih dipelihara oleh negara-negara ASEAN, padahal jika mau, Filipina dapat meminta bantuan negara Anggota ASEAN lainnya seperti Indonesia yang memiliki kekuatan dan sistem persenjataan yang lebih canggih.

ASEAN yang sudah berumur 50 tahun terkesan lebih banyak menaruh perhatian pada sektor ekonomi, apalagi sebagian negara anggotanya merupakan negara berkembang yang sangat membutuhkan suntikan finansial untuk memacu pemerataan pembangunan. Maka tidak heran, jika permasalahan diluar ekonomi belum menjadi titik fokus negara-negara ASEAN sejak setengah abad berjalan. Untuk itu, di-umur yang sudah mencapai 72 tahun, Indonesia yang semakin berumur matang diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih besar untuk menjadikan ASEAN sebagai kawasan kohensif. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun