Mohon tunggu...
hikmah romadhani
hikmah romadhani Mohon Tunggu... Buruh - romadhani27

if your soul hurts his soul, he will be sick and more disappointed

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sendiri untuk Menjaga dan Menanti Hati

30 Oktober 2020   20:47 Diperbarui: 30 Oktober 2020   21:02 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

              Entah kenapa kekecawan itu datang dengan begitu saja, usaha beberapa bulan yang lalu dan berharap aku bisa memetiknya tapi Allah mempunyai rencana lain. Air mata pun mengalir degan deras, Alhamdulillah ada teman yang slalu menemai dikala ku terpuruk. Setelah kejadian itu pun aku menguhungi salah satu teman untuk meminta bantuan membawakan buku, tapi apalah daya ku ? ketika pertemuan itu lah awal mula sakit hati yang berdampak ke beberapa orang. Aku tidak menyalahkan dia yang aku minta bantuan, karena memendam perasaan terlalu lama dan ada niatan untuk menyempurnakan setengah agama tidak baik jika di utarakan terlalu lama.

                Dia datang seperti biasa, berbincang tentang keluarganya komunitasnya, dan,,,,, perasaannya kepadaku. Ntah lahhh,,,,, itu semua seperti patah hati yang kedua kalinya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. lagi -- lagi aku meneteskan airmata, dan meminta nasehat kesalah satu teman lawan jenis, ternyata aku salah meminta pendapat ke dia, dia yang selama 1 tahun ini mengganggu pikiran ku, yang slalu acuh tapi membuatku semakin penasaran. Bercerita panjang dan dia memberi solusi yang tidak sesuai dengan logikaku,  tidak tau kenapa dia welcome yang tadinya acuh, slalu ada buat aku, aku yang benar benar jatuh lalu tertimpa tangga. Tidak lama jarak waktu ungkapan perasaan dari yang sebelumnya, dia mengatakan yang sama dengan tujuan yang sama.

                Tidak bisa dipungkiri bagiku, dia yang slalu aku harapkan mengucapkan apa yang kunanti selama ini, dibalik rasa senangku ini ada beberapa orang yang tersakiti. Mereka teman satu perkumpulan, yaitu teman yang membawakan buku itu dan satu orang perempuan yang pertama ditanyakan sama bapak nya dia. Pertemanan dia dan teman nya semakin kesini semakin tidak akur, mereka pun saling tidak sapa, aku khawatir jika aku juga akan mengalami seperti mereka. Karena terlalu sakit jika perempuan itu memposting tentang dia atau mengganti profil mereka saat bersama.

                Menyesal sudah tidak ada gunanya lagi, air sudah menjadi bubur. Pertemanan yan tadinya sangat hangat, slalu ada kala ingin sama sama bertukar pikiran, sekarang sudah merasa jauh bagaikan orang asing yang baru pertama kali bertemu. Setiap ku mengingat kejadian itu, ingin rasanya lagi, udah gak mau mengingat itu semua. Hanya menghambat beberapa tujuanku, dan sudah gak papa jika memang dia bukan jodohku, Allah punya rencana lebih baik lagi. Tetapi hati selalu berkata,, masa iya sampai segini usahamu ?

Harapanku kepada Allah, membei kelancaran yang sudah berkomitmen dan mempunyai tujuan, menyembuhkan yang sakit, dan menyatukan apa yang sudah renggang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun