Mohon tunggu...
Roisul
Roisul Mohon Tunggu... Guru - Kunjungi tulisan saya yang lain di roisulhaq.blogspot.com saat ini sedang menjadi Guru demi mendidik, mencerdaskan anak bangsa.

Menulis tak harus menunggu galau~

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kontrak Fakhri Husaini Tak Diperpanjang, Mau Dibawa ke Mana Timnas U-19?

11 November 2019   21:26 Diperbarui: 12 November 2019   11:07 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coach Fakhri saat memimpin asuhanya, kontraknya yang usai pasca kualifikasi piala Asia akan dievaluasi terlebih dahulu oleh PSSI. Sumber: Kompas.com

Dalam konferensi pers usai bermain imbang melawan Korea Utara di laga terakhir kualifikasi piala Asia ada sesuatu yang mengejutkan. Sang pelatih timnas Fakhri Husaini berpamitan, kepada media ia mengatakan akan kembali fokus sebagai karyawan Pupuk Kaltim Bontang usai kontraknya sebagai pelatih Indonesia U-19 berakhir. 

Suasana hati saya sebagai penikmat sepak bola campur aduk, senang campur jengkel. Jengkel karena timnas u19 akan kehilangan sosok 'seorang ayah' yang telah mendidik selama 4 tahun sejak mereka berusia 16 tahun. Sedang disisi lain senang karena mereka berhasil lolos ke piala asia tahun depan, yang sejujurnya tidak terlalu berat lawan di grup K, plus berstatus sebagai tuan rumah.

Seperti orang timur pada umumnya yang suka basa-basi,Fakhri  berpesan ke PSSI untuk mencari pelatih lokal sebagai penggantinya, apabila ia tidak disodori kontrak lagi. Sangat tidak sopan sebenarnya tidak memperpanjang kontrak pelatih yang membawa timnas juara AFF u16 dan posisi tiga dalam AFF u19. 

Rasa-rasanya yang lebih menjengkelkan bagi anak asuhan adalah ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, ibarat diputus pas lagi merayakan anniversary. Dalam satu moment ada senang dan sedih yang dirasakan oleh timnas u19, eurofia lolos ke piala asia dibarengi dengan kenyataan coach Fakhri pamit, Ironi memang. 

Selama ini Bagus Kafi dkk terkenal dengan permainan cepat dengan umpan-umpan pendek ala ala tiki taka Barca. Namun sebagian orang ada yang mengatakan mirip gaya bermain 'Sarrismo' milik  Maurizio Sarri.

Sepintas sulit membedakan antara Sarrismo dengan permainan Tiki-taka yang sama-sama mengutamakan penguasaan bola. Namun, perbedaannya, Sarri lebih menekankan serangan cepat  ke depan dengan penguasaan bola. Sejumlah pengamat sepak bola menyebutnya dengan Tiki-taka vertikal.

Strategi permainan cepat umpan-umpan pendek Fakhri Husaini terbilang sukses diperagakan David Maulana dan kawan-kawan selama ini. Sesuatu yang sudah dibangun Coach Fakhri sejak mereka berusia 16 tahun.

Melawan tim yang memiliki postur tinggi macam Iran, Arab Saudi bakal lebih sering mengandalkan permainan direct football atau umpan-umpan jauh ke pertahanan Indonesia. Mereka juga banyak mengandalkan umpan-umpan silang melambung memanfaatkan keunggulan postur atas pemain Merah Putih.

Di antara pilihan strategi, bermain bola-bola cepat dan meningkatkan agresivitas ketika kehilangan bola memang pilihan yang paling masuk akal untuk tipe pemain Indonesia.

Gaya Sarrismo ini pula yang sepintas tampak diperagakan para penggawa Indonesia selama dilatih Fakhri. Bila Konsep Gegenpressing milik Juergen Klopp menekankan keharusan para pemain serentak langsung menyergap dan merebut kembali penguasaan bola, lain lagi dengan model Sarrismo ala coach Fakhri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun