Mohon tunggu...
Money

Mashlahah dan Falah Sebagai Inovasi dalam Ekonomi Islam

22 November 2017   12:23 Diperbarui: 22 November 2017   12:48 2012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

          Mashlahah dan Falah Sebagai Inovasi dalam Ekonomi Islam

Tujuan utaman syari'at islam yang juga merupakan tujuan ekonomi islam menurut As-Shatibi eadalah mencapai kesejahteraan manusia yang terletak pada perlindungan terhadap lima ke-mashlahah-an, yaitu yang pertama keimanan, yang kedua ilmu, yang ketiga kehidupan, yang keempat harta, dan yang kelima kelangsungan keturunan ( P3EI UII Yogyakarta, Ekonomi Islam, hal 54: 2013). Dalam ekonomi islam keimanan merupakan pondasi perilaku individu dan masyarakat. Pemenuhan kebutuhan keimanan secara benar akan mampu membentuk preferensi, sikap, keputusan, dan perilaku yang mengarah pada perwujudan mashlahah untuk mencapai falah.

Ekonomi islam adalah salah satu bagian dari muamalah. Ekonomi islam cukup terbuka dalam memunculkan inovasi baru dalam membangun dan mengembangkan ekonomi islam , membuat konsep terbaik untuk mendapatkan kemaslahatan yang di inginkan. Untuk mempermudah manusia mendapatkan kemaslahatan yang mereka impi impikan di dunia . Oleh karena itu prinsip maslahah dalam bidang muamalah menjadi acuan dan patokan yang sangat penting. Maslahah merupakan konsep terpenting dalam pembanguan ekonomi islam. Yang dimana manusia akan mengejar semua yang mereka inginkan untuk mendapatkan kemaslahatan nya di dunia .

Secara etimologi, maslahah sama dengan manfaat, baik dari segi lafal maupun makna. Maslahah juga berarti manfaat  atau suatu pekerjaan yang mengandung manfaat. Apabila di katakan bahwa perdagangan itu suatu kemaslahatan dan menuntut ilmu itu suatu kemaslahatan, maka hal tersebut berarti bahwa perdagangan dan menunutut ilmu itu penyebab di perolehnya manfaat lair dan batin. Menurut istilah ulama ushul ada bermacam-macam ta'rif yang diberikan diantaranya :

  • Imam Al-Ghazali mendefinisikan sebagai berikut : maslahah, pada dasarnya ialah meraih manfaat dan menolak mudharat. Selanjutnya ia menegaskan maksut dari statmen diatas bahwa maksutnya adalah menjaga maqasit as-syari'ah yang lima. Yaitu agama, jiwa, akal, nasab dan harta. Selanjutnya ia menegaskan, setiap perkara yang ada salah satu unsur dari maqasit as-syari'ah maka ia disebut maslahah. Sebaliknya jika tidak ada salah satu unsur dari maqait as-syari'ah, maka ia merupakan mafsadat, sedang mencegahnya adalah maslahah.
  • A. Hanafi, M.A mendefinisikan marsahah mursalah adalah jlan kebaikan atau maslahah yang tidak disinggung syara' untuk mengerjakannya atau meninggalkannya, sedang apabila dikerjakan akan membawa manfaat atau menghindarkan mudharat.
  • Sedangkan menurut Mustafa Ahmad Al-Zarqa, maslahah mursalah ialah maslahah yang masuk dalam pengertian umum yakni (menarik manfaat dan menolak mudharat). Alasannya adalah syariat islam datang untuk merealisasikan masalah dalam bentuk umum. Nhas-nhas dan dasar-dasar syariat islam telah menetapkan kewajiban memelihara kemaslahatan dan memperhatikannya ketika mengatur berbagai aspek kehidupan.

Dari pengertian beberapa pendapat diatas dapat diambil suatu kesimpulan, bahwasannya maslahah mursalah adalah memberikan hukum terhadap suatu masalah atas dasar kemaslahatan yang secara khusus tidak tegas dinyatakan oleh Nhas, yang apabila dikerjakan jelas membawa kmaslahatan secara umum dan apabila ditinggalkan, jelas akan mengakibatan kemaslahatan yang bersifat umum.

Dapat di tarik kesimpulan bahwasanya maslahah pengertiannya suatu tujuan untuk menacapai manfaat yang dia sudah lakukan oleh dirinya sendiri ,  jika yang di lakukan nya bersifat umum maka kemashlahatan yang akan dia dapatkan akan bersifat umum juga .

            Falah dalam al quran di artikan sebagai kebahagian . dalam kamus besar kamus bahasa indonesia keadaan atau suasana dimana seseorang bebas dari kesusahan atau kesulitan yang di hadapinya . dan juga bisa di artikan sebagai beruntung baik secara lahir maupun batin.

Falah merupakan tujuan hidup pada setiap manusia yang dibawa oleh islam yang mencangkup aspek yang lengkap dan menyeluruh bagi kehidupan manusia. Aspek ini secara pokok meliputi spiritual dan moralitas, ekonomi, sosial dan budaya, serta politik. Misalnya untuk memperoleh kelangsungan hidup, maka dalam aspek mikro manusia membutuhkan

  • Pemenuhan kebutuhan biologis seperti kesehatan fisik atau bebas dari penyakit
  • Faktor ekonomis, misalnya memiliki sarana kehidupan
  • Faktor sosial, adanya persaudaraan dan hubungan dan antarpersonal yang harmonis. Dalam aspek makro kesejahteraan menuntut adanya keseimbangan ekologi, lingkungan yang higenis, manajemen lingkungan hidup dan lain-lain.

Dalam praktik kehidupan di dunia, kehidupan akhirat tidak dapat diobservasi, namun perilaku manusia didunia akan dipertanggung jawabkan atau akan berpengaruh kepada kehidupan akhirat kelak nanti. Dalam praktiknya, upaya manusia untuk mewujudkan kebahagiaannya didunia ini sering kali dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi orang lain, kelestarian lingkingan hidup manusia jangka panjang. Ekonomi Islam mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhan materi didunia ini atau bisa di sebut juga materi yang kita dapat di dunia sebagai bekal kita yang akan kita bawa ke akirat kelak sehingga tercapainya kesejahteraan yang akan membawa kepada kebahagiaan didunia dan akhirat(falah).

Pendefinisian Islam tentang kesejahteraan didasarkan pandangan yang komperhensif tentang kehidupan ini. Kesejahteraan menurut ajaran islam mencangkup dua pengetian, yaitu :

  • Kesejahteraan holistik dan seimbang yaitu kecukupan materi yang didukung oleh terpenuhinya kebutuhan spiritual serta mencangkup individu dan sosial. Sosok manusia terdiri dari dua unsur fisik dan jiwa, karenanya kebahagiaan haruslah menyeluruh dan seimbang diantara keduamya. Demikian pula manusia memiliki dimensi individual sekaligus sosial. Manusia akan merasa bahagia apabila terdapat keseimbangan diantara dirinya sendiri dengan lingkungannya.
  • Kesejahteraan didunia dan akhirat, sebab manusia tidak hanya hidup dialam dunia saja, tetapi juga dialam setelah kematian/kemusnahan dunia (akhirat). Kecukupan materi didunia ditunjukkan dalam rangka untuk memperoleh kecukupan akhirat. Jika kondisi ideal ini tidak dapat dicapai kesejahteraan diakhirat lebih diutamakan, sebab ia merupakan suatu kehidupan yang abadi dan lebih bernilai dibandingkan kehidupan dunia.

Bagaiman manusia mampu mencapai falah sangat tergantung pada prilaku dan keadaan manusia di dunia. Falah akan tercapai tergantung perilaku manusia tersebut di dunianya , ketika manusia tersebut melakukan kebaikan di dunia maka niscaya manusia tersebut akan memperoleh falah yang ia inginkan di akhirat kelak nanti .  Secara umum, manusia menghadapi kesulitan dalam mengharmonisasiakan berbagai tujuan dalam kehidupan karena keterbatasan yang ada pada dirinya. Oleh karena itu islam mengajarkan bahwa untuk mencapai falah, manusia harus menyadari hakikat keberadaannya didunia, mengapa kita tercipta di dunia ini. Tidak lain manusia tercipta kecuali kehendak yang mencipatakan, ia mengikuti petunjuk pencipta. Perilaku manusia semacam inilah yang dalam agama islam disebut ibadah, yaitu setiap keyakinan, sikap, ucapan, maupun tindakan yang mengikuti petunjuk Allah SWT baik terkait hubungan sesama manusia (muamalah) ataupun manusia dengan penciptanya (ibadah mahdoh. Disinilah agama islam memiliki ajaran yang lengkap, menuntun kehidupan manusia agar manusia berhasil dalam mencapai tujuan hidupnya. Dengan demikian ibadah merupakan alat atau jalan yang digunakan untuk mencapai falah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun