Mohon tunggu...
Rohalman Erycson Siboro
Rohalman Erycson Siboro Mohon Tunggu... Bankir - Bankir

Dig a little more

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fase New Normal, Corona Hilang?

13 Juni 2020   08:37 Diperbarui: 4 Maret 2021   11:09 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.klikdokter.com

Virus Covid-19 alias Corona merupakan topik hangat hampir disemua media dunia saat ini. Betapa tidak, menurut data WHO jumlah terinfeksi per kemarin lebih 4 juta orang dan status yang meninggal dunia lebih 400 ribu orang.

Indonesia khususnya juga mengalami 36.406 kasus dan kemarin bertambah 1.111 (Data Kompas 12 Juni 2020). Jumlah yang masih sangat tinggi. Hal yang membuat sangat miris adalah banyak pakar mengatakan bahwa bulan Juni ini justru merupakan puncak penyebaran virus Covid-19 namun malah ada fase new normal. Kalau melihat dampak virus ini tentu ada kontradiktif antara sisi perekonomian dan sisi kesehatan, dimana jika menganalisa dari sisi perekonomian banyak negara seperti Amerika, Cina, Singapura termasuk Indonesia mengeluarkan ratusan triliun untuk mengatasi kasus ini, baik untuk membantu penyembuhan dan alat kesehatan maupun suntikan perekonomian. 

Pertumbuhan ekonomi negara pun turun drastis. Perbankan merupakan salah satu sektor yang berimbas, terutama karena para nasabah tidak mempunyai cash flow untuk pembayaran angsuran sehingga pendapatan bank menurun dan disisi lain upaya menahan deposito agar tidak ditarik oleh para deposan. Sehingga konsentrasi perbankan saat ini adalah melakukan restrukturisasi, menjaga likuiditas, dan melakukan efisiensi. 

Beberapa sektor lain juga sangat berdampak. Misalnya KFC Indonesia tutup 115 gerai, 10 ribu karyawan berdampak (Sumber situs CNN Indonesia). Belum lagi saat May Day, ternyata ribuan karyawan sudah banyak yang "dirumahkan". Perusahaan tak kuat menanggung biaya yang begitu besar disaat pemasukan bisa dibilang nol. 

Hal inilah yang menjadi alasan kuat menurut hemat saya, mengapa digalangkan fase new normal, pasca beberapa waktu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dibeberapa daerah sudah mulai dilonggarkan yakni agar tidak banyak yang PHK dan kondisi perekonomian tidak menukik minus dan disatu sisi sampai saat ini vaksin penyembuhan Covid-19 belum juga ditemukan. Bahkan konon katanya perlu waktu 4 tahun untuk menemukan vaksin tersebut atau paling cepat 18 bulan mengingat pakar kesehatan negara maju telah konsentrasi penuh menangani wabah yang masih merajalela ini.

Sisi lainnya yang tentunya harus menjadi perhatian adalah kesehatan. Saat ini ada 3 golongan orang menghadapi Covid-19 yaitu :

Orang yang sangat takut bahkan paranoid mendengar virus ini sehingga terlihat orang ini patuh memakai masker, membawa hand sanitizer, dan mengikuti benar perkembangan virus ini. Ada orang yang tidak takut bahkan tidak peduli dengan kasus ini, sehingga kemana-mana tidak memakai masker bahkan terkesan cuek. 

Sehingga muncul istilah Covidiot yaitu orang yang tidak peduli sama sekali dan menganggapnya biasa saja bahkan menduga ini konspirasi global. Dan terakhir orang yang paham dampak Covid-19 dan patuh memakai masker namun tetap menjalankan aktivitas dengan dengan baik dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Saat berkembangnya wabah ini, ada kebiasaan baru yang muncul yakni penggunaan teknologi dalam berkomunikasi, para siswa yang diliburkan menggunakan aplikasi di Smartphone, dan pekerja yang WFH (Work From Home) sudah mulai terbiasa dengan menggunakan video call WhatsApp, meeting dengan menggunakan aplikasi Zoom, Webex, Google, serta banyaknya Webinar dalam memberikan pelatihan online.

Inilah fase new normal sesungguhnya, yakni dengan menjalankan aktivitas terbatas dan penting dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yakni : memakai masker jika keluar rumah atau saat berinteraksi dengan orang lain, menjaga jarak minimal 1 meter, sering mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer, tidak berada di kerumunan dan hindari tempat-tempat ramai, serta mengkonsumsi vitamin untuk menjaga imun tubuh. Dan menjalankan aktivitas baru dengan pemanfaatan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun