Hampir sama dengan pengertian anak sebagai totalitas, perkembangan sebagai proses holistik juga sifatnya menyeluruh. Menyeluruh disini mengandung arti bahwa proses holistic tidak hanya terjadi pada satu aspek saja, melainkan melibatkan beberapa aspek yang saling berkaitan.
Menurut Santrock dan Yussen, serta Seiffert dan Huffnug, perkembangan holistik ini secara garis besar meliputi dari tiga aspek yaitu proses biologis, proses kognitif, dan proses psikososial. Para ahli tersebut mengemukaan tiga aspek tadi karena ketiga aspek itu mempunyai keterkaitan antara satu dengan lainnya. Selain itu mempunyai hubungan yang padu juga.
Proses biologis lebih cenderung terhadap perkembangan fisik seseorang, misalnya perubahan - perubahan yang terjadi dalam tubuh seseorang seperti pertumbuhan otak, otot, system saraf, struktur tulang,dan lainnya. Kemampuan fisik seperti penglihatan termasuk ke dalam proses biologis. Bayi yang baru lahir awalnya tidak dapat melihat, namun lama - kelamaan akan dapat melihat dengan sempurna. Selain itu, ketrampilan motorik juga termasuk proses biologis ini. Sebagai contoh, seorang anak yang ingin menjadi juara kelas, ia akan belajar dengan sungguh - sungguh pada setiap mata pelajaran. Ia akan terus berusaha sampai ia berhasil. Perkembangan fisik seperti karena kecelakaan tidak termasuk dalam proses biologis ini.
Proses kognitif merupakan perubahan - perubahan yang terjadi pada kemampuan berpikir seseorang dan cara bagaimana seseorang mendapatkan pengetahuan dalam lingkungannya. Misalnya anak yang masih berumur 1 tahun belum dapat berbicara dengan lancar, namun semakin bertambahnya usia anak tersebut lama - kelamaan akan dapat berbicara dengan lancar dan semakin baik. Selain kemampuan berbicara, contoh proses kognitif lainnya yaitu seseorang yang dapat menghafal dengan baik, membaca dengan baik, dan memahami isi suatu teks bacaan.
Antara perkembangan kognitif dengan perubahan karena pengalaman belajar juga saling mempengaruhi, namun ada juga perbedaannya. Perubahan karena pengalaman belajar lebih singkat waktunya, sedangkan perkembangan kognitif berlangsung lebih lama. Perkembangan kognitif akan membatasi kemampuan belajar seseorang, sebaliknya pengalaman belajar juga akan membatasi perkembangan kognitif seseorang. Misalnya anak yang lebih lancar dan lebih baik membacanya, kemampuan belajarnya pun akan baik juga. Berbeda dengan anak yang kurang lancar dal;am membaca, akan mengalami hambatan dalam belajar.
Proses psikososial meliputi perubahan seseorang dalam hal perasaan, emosi, kehidupan dengan orang disekitarnya, dan kepribadiannya. Contoh proses psikososial antara lain yaitu anak yang dalam kehidupan pertemanan semakin baik, anak yang mempunyai rasa percaya diri dan keberanian yang tinggi, dan rengekan anak ketika dicubit oleh temannya, anak yang suka menolong kepada temannya, dan lain - lain.
Jika kita amati, memang antara proses biologis, proses kognitif, dan proses psikososial, ketiganya mempunyai hubungan yang erat. Misalnya, anak yang tidak dapat berbicara (bisu) akan mempunyai masalah dalam hal komunikasi dengan yang lainnya. Berbicara pun tidak dapat, apalagi kemahiran bahasa tentu ia juga tidak mempunyai hal tersebut. Karena ketidak mampuan berbicara, anak tersebut akan mengalami keterlambatan perkembangan psikososialnya, yaitu rasa malu dan minder. Akhirnya pergaulan dengan teman sebayanya pun tidak berkembang.
Dari uraian singkat di atas, dapat dijelaskan bahwa perkembangan sebagai proses holistik dari aspek biologis, aspek kognitif, dan aspek psikososial maksudnya yaitu antara ketiga aspek tersebut saling berhubungan. Perkembangan terjadi tidak hanya pada satu aspek saja. Sehingga perkembangan ini bersifat holistik atau menyeluruh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI