Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rangga Mone dan Tari Mbuku di Kota Pelajar

19 Mei 2019   23:06 Diperbarui: 19 Mei 2019   23:35 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Setahun hidup di negeri seberang, di kota pelajar, ditambah  setahun lebih ketika masih SMA di Nusa Sandalwood, berarti sudah cukup lama bagi Rangga Mone "memagari hatinya" untuk seorang gadis desa cantik, yang pernah membuatnya selalu mengelana rasa tak kenal waktu. Mungkin sekadar mengembara khayal pun, ia tak sempat lagi.

Anehnya, foto bersamanya dengan gadis desa itu di bawah bunga di depan emper SMP mereka di kampung halamannya, masih saja menjadi penghuni etalase di dompetnya. Ketika ia mengganti dompet, foto itu pun ikut pindah di dompet barunya.

Suatu waktu memang pernah terpikir oleh Rangga Mone untuk memindahkan foto itu ke album. Juga hampir-hampir dipisahkannya menjadi dua keping dan menyisahkan kepingan fotonya sendiri saja. Tapi selalu saja tidak sempat dilakukannya.

*****

Saat itu, seluruh kampus perguruan tinggi di kota pelajar, sedang persiapan penerimaan calon mahasiswa-mahasiswi baru. Suatu pagi yang indah, Rangga Mone sudah memarkir sepeda motor di depan sebuah Asrama Susteran yang terletak di sisi utara Tugu Legendaris di kota itu.

Telunjuk Rangga Mone memencet bel di sisi pintu depan asrama. Segera seorang biarawati  Katolik datang menemuinya. Hanya sebentar saja, setelah suster muda itu masuk kembali ke dalam asrama, Tari Mbuku dengan selembar map di tangannya sudah di depan Rangga Mone.

Dua tahun lamanya tidak bertatapan wajah secara langsung. Wajarlah, jika saat itu ada perasaan canggung di antara mereka. Sepatah kata berat terucap. Hanya senyum yang menjadi bahasa komunikasi di antara mereka. Senyum biasa-biasa saja. Seperti baru saja saling mengenal.  Mungkin saja terasa dingin.

"Ayo, mari kita jalan," ajak Rangga Mone.

Tari  Mbuku segera melangkah tanpa kata-kata. Gestur wajah dan tubuhnya tidak menolak. Ia membonceng di belakang Rangga Mone. Sisi kanan tubuhnya cukup rapat di belakang Rangga Mone.

Roda sepeda motor yang mereka tumpangi bergerak. Rangga Mone mengambil haluan kiri ke arah selatan, menyusuri rute tugu, stasiun, pusat kota impian, dapat perempatan  ke arah timur, dan mampir di kos di sisi timur makam pahlawan di kota itu. Dari tempat ini mereka jalan kaki berdua menuju kampus berwawasan nasional, tempat Rangga Mone kuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun