Polusi udara, terutama di daerah perkotaan, sungguh merupakan masalah yang serius. Mengapa demikian? Karena pada tingkat konsentrasi tertentu, polusi udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan manusia, seperti iritasi saluran pernafasan, iritasi mata, dan alergi kulit, serta kanker paru-paru.
Data penelitian dalam jurnal Nature, yang dikutip oleh Vincensia K (2017), menyebutkan, Indonesia berada di peringkat ke-8 di dunia terkait tingkat polusi udara paling mematikan dengan rata-rata kematian 50 ribu jiwa setiap tahunnya. Sedangkan data WHO, 2016, menyebutkan lebih dari 90 persen penduduk dunia menghirup udara dengan kualitas buruk dan polusi telah menjadi penyebab kematian 6.000.000 (enam juta) orang per tahun.
Apa penyebab masalah polusi udara tersebut? Tidak lain adalah emisi transportasi kendaraan bermotor dan industri-industri yaitu Gas Carbondioksida (CO2). Kepemilikan kendaraan bermotor yang tinggi dan tempat-tempat industri jelas ada di perkotaan. Ismiyati dkk, 2014, dalam Vincensia K menyatakan, dari semua penyebab polusi udara yang ada, emisi transportasi terbukti sebagai penyumbang pencemaran udara tertinggi di Indonesia, yakni sekitar 85 persen.
Polusi udara adalah masalah mendesak bagi kelangsungan hidup umat manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu sangat penting dan mendesak untuk kita kendalikan, agar udara yang kita hirup melalui proses respirasi atau pernapasan menjadi layak untuk kesehatan kita manusia dan juga hewan serta makhluk hidup lainnya.
Peneduh Jalan dan Ruang Terbuka Hijau
Salah satu terobosan yang telah dilakukan oleh banyak pihak di Indonesia, baik pemerintah, LSM, organisasi sosial kemasyarakatan maupun perusahaan swasta besar, untuk mengendalikan, mengatasi atau meminimalisir resiko polusi udara adalah mengembangkan pohon peneduh di sepanjang ruas bibir jalan-jalan  dan menyiapkan ruang terbuka hijau, termasuk taman, di daerah perkotaan.Â
Berbagai jenis tanaman yang dikembangkan ini mempunyai fungsi dan manfaat ganda, untuk baik keindahan, kesejukan, penahan banjir, sumber Oksigen (CO2) maupun penyerap karbondiokasida.
Dalam hampir satu dekade terakhir ini, pohon Trembesi diprioritaskan untuk dikembangkan. Pohon ini dipilih karena dinilai menjadi solusi alternatif dan tepat untuk mengatasi masalah polusi udara di daerah perkotaan. Seperti apa dan mengapa harus pohon trembesi?     Â
Pohon Trembesi
Pohon trembesi bukan tanaman baru bagi kita di Indonesia. Di Jawa, trembesi dijuluki dengan nama ki kujan atau munggur atau saman. Sedangkan di daerah Kodi, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, trembesi disebut Ghayo Weyo Urra (dieja: Ghaweura), yang berarti pohon air hujan.
Sebagaimana kita tahu bersama, pohon trembesi memiliki kanopi yang berbentuk payung dan dapat mencapai diameter 30 m, sehingga sesuai sebagai pohon peneduh jalan. Nuroniah dan Kosasih (2010) menyatakan, trembesi dapat bertahan pada daerah yang memiliki bulan kering 2 - 4 bulan dan kisaran suhu 200C -- 380C. Trembesi dapat mencapai tinggi maksimum 15 - 25 m dan tumbuh di berbagai jenis tanah.