ABSTRACT
Radiological examination is a diagnostic procedure that uses radiation exposure to obtain images of human body organs. One type of radiological examination is pelvic radiography, which aims to evaluate the structure of the pelvic bones and detect abnormalities such as fractures, dislocations, degenerative diseases, and bone lesions. The pelvis consists of four bone parts, namely two pelvic bones (ossa coxae), the sacrum, and the coccyx. Radiological examination of the pelvis requires specific techniques to determine the coverage area, including the upper, lower, and lateral boundaries, as well as the central imaging point. This study aims to examine the procedure of pelvic radiography with a clinical indication of a fracture in the ilium bone and to identify the anatomical parts that must appear in the radiographic image to support an accurate diagnosis.
Keywords: AP supine, ilium fracture, radiography, pelvic radiography
ABSTRAK
Pemeriksaan radiologi merupakan prosedur diagnostik yang menggunakan paparan radiasi untuk memperoleh citra organ tubuh manusia. Salah satu jenis pemeriksaan radiologi adalah radiografi pelvis yang bertujuan untuk mengevaluasi struktur tulang panggul dan mendeteksi kelainan seperti fraktur, dislokasi, penyakit degeneratif, serta lesi tulang. Pelvis terdiri dari empat bagian tulang, yaitu dua tulang panggul (ossa coxae), tulang sacrum, dan tulang coccygeus. Pemeriksaan radiologi pada pelvis memerlukan teknis khusus untuk menentukan cakupan area pemeriksaan, seperti batas atas, batas bawah, batas samping, dan titik pusat pencitraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemeriksaan radiografi pelvis dengan indikasi klinis fraktur pada tulang ilium, serta mengidentifikasi bagian-bagian anatomi yang harus tampak pada citra radiografi untuk menunjang diagnosis yang akurat.
Kata kunci: AP supine, fraktur ilium, radiografi, radiografi pelvis
PENDAHULUAN
Pemeriksaan radiologi yaitu sebuah pemeriksaan pada manusia untuk memeriksa organ-organ tubuh dengan memberikan paparan radiasi pada organ tubuh tersebut dan setelah menembus organ kemudian akan menghasilkan hasil citra, yaitu berupa film radiografi. Dalam melakukan pemeriksaan radiografi pada organ tubuh diperlukan teknik khusus untuk mengetahui cakupan daerah yang akan diperiksa, baik itu batas atas, batas bawah, batas samping atau sebagai titik pusat sebuah pemeriksaan radiografi (Avianto, 2019). Salah satu organ yang kami lakukan pemeriksaan radiografi yaitu pelvis. Pelvis merupakan organ yang tersusun dari empat bagian tulang dan dua panggul (ossa coxae) dan satu tulang coccygeus. Tulang sacrum terletak pada superior dan berartikulasi dengan tulang vertebra lumbal lima sehingga membentuk sendi lumbosacral. Kelainan yang bisa terjadi pada pelvis yaitu fraktur, dislokasi sendi, penyakit degeneratif, dan lesi tulang (Bontrager, 2018).
Rumusan masalah dari uraian latar belakang tersebut yaitu bagaimana petugas radiologi melakukan pemeriksaan radiografi pada pelvis dengan indikasi klinis fraktur pada ilium?, dan apa saja bagian yang harus terlihat pada hasil citra pemeriksaan radiografi pelvis tersebut?. Tujuan dilakukannya pemeriksaan radiografi ini yaitu untuk mengetahui bagaimana petugas radiologi melakukan pemeriksaan pelvis dengan indikasi klinis fraktur pada ilium dan bagian apa saja yang harus terlihat pada hasil citra. Manfaat dari adanya tugas ini yaitu untuk menambah kemampuan kami dalam melakukan pemeriksaan radiografi mulai dari pemosisian pasien, mengatur tabung sinar-x, dan mengelola hasil citra.
Artikel ini bertujuan untuk membahas prosedur pemeriksaan pelvis AP yang mencakup indikasi klinis, teknik pemeriksaan, interpretasi hasil citra, serta keselamatan radiasi bagi pasien dan petugas. Diharapkan dengan memahami prosedur pemeriksaan ini dapat meningkatkan akurasi diagnosis pada pasien dengan indikasi klinis fraktur pada ilium.
STUDI KASUS/METODEÂ