Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Orang Dewasa Saja Butuh Bermain, Bagaimana dengan Anak-anak?

20 Oktober 2021   22:48 Diperbarui: 21 Oktober 2021   08:26 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi (diambil pada 12 Oktober 2021)

"Tidak ada kata terlambat untuk memiliki masa kecil yang bahagia." - Tom Robbins

Potret gambar di atas saya ambil beberapa hari yang lalu. Mereka adalah dua keponakan saya yang usianya tidak jauh beda. Si kakak (kiri) yang usianya 18 bulan atau satu tahun setengah. Sedangkan adik (kanan) yang usianya lebih muda dari kakak, yakni 7 bulan. Mereka merupakan saudara sepupu yang pada siang itu tengah bermain bersama. 

Terlihat si kakak memegang 2 mainan di tangan kanan dan kirinya. Mainan berwarna kuning sebenarnya milik adik dan mainan berwarna oranye adalah replika sayur wortel milik kakak. 

Ketika adik ingin meminjam wortel, si kakak berkata "jangan, jangan!!" Jika saya amati kakak tidak mau meminjamkan wortel miliknya kepada adik, di sisi lain kakak tetap memegang mainan milik adik. 

Hal seperti ini sangat lumrah terjadi pada anak usia dini karena anak usia dini terkenal dengan sifat egosentrisme. Contoh dari sifat egosentrisme pada anak antara lain, iri atau cemburu, tidak mau mengalah, tantrum, dan tidak mau berbagi. 

Apabila terjadi hal seperti di atas, sebagai orang tua jangan sampai melarang anak untuk bermain dengan saudara atau teman sebayanya. 

Beri ruang kepada anak untuk tetap bermain, tetapi juga dalam pengawasan orang tua. Sebab dunia anak-anak adalah bermain untuk belajar. Bagaimana maksudnya?

Bermain

Bermain merupakan sebuah kegiatan yang menyenangkan bagi anak, dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan, dan tidak memikirkan hasil akhir. Ki Hajar Dewantara (1977: 243) dalam Putri (2014: 132) mengatakan bermain merupakan kegiatan keseharian setiap anak. Kemudian Tedjasaputra (2001: xvi) menuturkan bahwa bermain adalah dunia kerja anak usia prasekolah dan menjadi hak setiap anak untuk bermain, tanpa dibatasi usia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun