Surakarta, adalah sebuah kota yang menyimpan berbagai macam kekayaan tradisi dan sejarah. namun, bukan hanya itu saja yang dimiliki oleh kota yang dikenal sebagai penghasil serabi. Solo juga memiliki potensi ekonomi yang besar melalui sektor-sektor pariwisata yang ditawarkan. Dalam satu dekade terakhir, kota ini menunjukkan perkembangannya yang berdampak terhadap ekonomi daerah, hal ini erat kaitannya dengan meningkatnya aktivitas dari pariwisata itu sendiri dan turunannya, seperti sektor perdagangan yang berada di sekitar area pariwisata, jasa yang ditawarkan oleh beberapa pihak, dan perhotelan yang turut serta menjadi pendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi disamping pariwisata.Â
Terdapat beberapa contoh nyata dari sektor pendamping dari pariwasata yang bisa disebutkan oleh penulis "Saya sempat mengunjugi salah satu tempat wisata di Solo yakni, Masjid Sheikh Zayed Surakarta. Disana saya melihat betapa indahnya pemandangan dan fasilitas yang ditawarkan oleh masjid ini, selain itu disisi luar dari masjid ini sendiri ternyata juga menjadi pendukung dari roda penggerak ekonomi yang nantinya juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi, seperti: Saya pernah membeli jajanan dari UMKM di area sekitar masjid, Lalu saya juga pernah membeli plastik dari ibu-ibu mapun bapak-bapak yang menawarkan plastik agar pengunjung dapat dengan mudah memasukkan alas kaki ke tas ataupun agar aas kaki tetap terlindungi dari panas cahaya matahari dan air hujan, selain itu disana juga terdapat jasa ojek pengkolan yang menawarkan jasa antar jemput."
Selain itu, masih terdapat banyak objek wisata yang ditawarkan oleh kota Solo seperti Pura Mangkunegaran, Museum Batik Danar Hadi, Hingga Kampung Batik, Dan lain sebagainya. Dari banyaknya pariwisata yang ditawarkan tentunya membuktikan bahwa identias budaya lokal nyatanya mampu dikembangkan menjadi daya tarik ekonomi yang bernilai. Tak hanya menarik bagi wisatawan domestik saja, namun sektor ini juga mengundang minat dari wisatawan mancanegara dalam jumlah yang signifikan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan oleh sejumlah peneliti yang dimana dari hasil penelitian mereka terdapat hubungan langsung antara pertumbuhan pariwisata dan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Surakarta. Dengan skala peningkatan rata-rata pada sektor pariwisata dan turunannya mencapai angka 5,76% per tahun dalam periode 2014-2023.
Namun demikian, sektor ini masih belum sepenuhnya aman dari tantangan. karena minimnya koordinasi lintas sektor, lemahnya penegakan regulasi yang dilakukan oleh pemerintah, serta kurangnay infrastruktur dan promosi digital menjadi sebuah kendala yang menghantui dalam optimalisasi kontribusi pariwisata terhadap ekonomi daerah. selain itu, agar pertumbuhan ekonomi di Solo terutama pada sektor pariwisata dapat berkelanjutan, dibutuhkan strategi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat lokal yang didukung infrastruktur memadai, serta penguatan proosi berbasis digital. Keterlibatan aktif dari UMKM dan sinergi antara pemerintah, swasta, dan akademis turut menjadi pondasi yang tidak bisa ditinggalkan.
Surakarta, ialah bukti bahwa ketika warisan budaya dikelola dengan visi ekonomi yang baik dan terorganisir dengan baik, maka akan muncul sumber pertumbuhan baru yang otentik, berkelanjutan, dan tentunya juga menjadi kebanggan bagi warga Surakarta. Pengembangan sektor pariwisata harus dilihat sebagai investasi jangka panjang untuk membangun kesejahteraan masyarakat yang bernilai besar.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI