DARI miliaran manusia di kolong langit ini, Christie Damayanti salah satu yang paling bikin saya iri. Iri? Yupz, sangat iri.
Tentu, bukan ini karena Christie sering keliling dunia. Atau, terkait profesinya sebagai arsitek yang merancang berbagai bangunan ternama di negeri ini.
Melainkan, terkait semangatnya. Christie hebat karena bisa mengubah keterbatasan jadi kelebihan.
Yupz, hanya dengan tangan kiri -kanan lumpuh sejak 2010- Christie mampu beraktivitas seperti biasa dan berkarya (artikel sebelumnya: Ngobrol Bareng Christie Damayanti: Ngeblog sebagai Terapi Otak).
Menulis (mengetik) untuk media, blog, jurnal, dan sebagainya. Hingga, sudah 13 kali menyelenggarakan pameran filateli. Itu semua dilakukan sendiri. Mulai membuat proposal, dekorasi, menyusun koleksi, hingga beres-beres.
Padahal, saya yang dua tangan aktif saja, kadang terserang penyakit malas. Ini yang membuat saya iri dengan Christie.
"Kalau aku ga lumpuh karena stroke, mungkin aku ga bisa menyelenggarakan pameran seperti ini yang jadi hobi sejak kecil," kata Christie disela-sela membereskan ribuan koleksi prangko dan kartu pos di Mal Central Park, Rabu (25/10).
Christie berusaha melakukan itu sendiri. Baginya, keterbatasan bukan alasan untuk memperlihatkan kemampuannya. Termasuk, dengan menyelenggarakan pameran filateli kreatif dengan tema "Peace and Freedom" sejak Senin (23/10) hingga 29 Oktober mendatang.
"Tangan kananku sudah mati rasa sejak tujuh tahun silam. Tetapi, kan masih ada tangan kiri yang bisa digerakkan," peraih Kompasianer of the Year 2011 ini menambahkan.
Ternyata benar. Â Ombak dapat menyeret manusia dari bibir pantai. Namun, juga bisa mengantarkan perahu berlayar hingga ke ujung samudera.
Oh ya, pameran ini masih berlangsung hingga Minggu, lho! Anda dapat menyaksikan ribuan koleksi Christie dari prangko, kartu pos, surat,buku, perlengkapan filateli, hingga lukisan, tanpa dipungut biaya. Alias, secara gratis!