Mohon tunggu...
Rodame Napitupulu
Rodame Napitupulu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Seorang ibu, memiliki tiga orang anak, senang menulis dan ingin berbagi melalui tulisan. Kini berprofesi sebagai Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan. Salam sehat dan sukses selalu.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Indonesia Sehat Ada di Tangan Kita

25 Desember 2014   05:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:30 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa diare ??? Duhhh duh duh, kalau diare sudah menyerang anak begini saya jadi panik setengah mati. Bukannya apa-apa, diare itu kalau berkepanjangan berbahaya sekali. Apalagi kalau yang diserang adalah anak-anak. Anak saya pernah masuk rumah sakit, setelah makan kue jajanan pasar di sebuah pusat perbelanjaan. Awalnya saya tak tahu kenapa anak saya demam tinggi lalu buang air besarnya cair seperti air sampai lebih dari 8 kali. Setelah mencari informasi di internet, saya jadi tahu kalau kemungkinan anak saya terserang diare. Karena panik dan kuatir tak tertangani dengan baik oleh saya akhirnya diputuskan ke rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit, langsung diperiksa dan harus dirawat inap untuk tahu kondisi yang sebenarnya. Panasnya yang tinggi sempat membuatnya kejang demam. Dia memang punya riwayat kejang demam juga sebelumnya. Ditambah lagi diarenya saya tak mau ambil risiko dengan menolak rawat inap. Lalu darahnya diambil untuk pemeriksaan lebih lanjut. Keesokan harinya hasil cek darah keluar. Anak saya bukan terkena DB dan typus tapi pencernaannya yang diserang. Dokter bilang ada banyak sekali bakteri jahat di pencernaan anak saya.  Saya syok! Bakteri?? darimana datangnya bakteri jahat yang banyak itu???

Paniknya bukan main, saya merasa kecolongan karena tidak menjaga kebersihannya terutama bagian tangan, dimana dia selalu makan dengan tangannya. Ternyata tangan adalah salah satu bagian dari tubuh yang paling disukai oleh bakteri untuk hidup. Bakteri E.Coli bisa dibilang yang paling popular pada kasus-kasus diare. Tidak berbahaya namun hidup dalam saluran pencernaan manusia kemudian mengeluarkan racun yang menimbulkan infeksi yang akut, dan menyebabkan diare. Parahnya infeksi umumnya menyerang anak-anak.

Anak saya menjadi salah satu yang masuk rumah sakit karena diare, dan bisa jadi kue jajanan pasar yang dikonsumsi anak saya kala itu telah terkontaminasi oleh bakteri E.Coli. Selain itu, anak saya juga sebelumnya memegang banyak benda dan mainan di pusat perbelanjaan. Dia saya beri kue jajanan pasar tanpa terlebih dahulu mencuci tangannya. Ini perasaan bersalah yang paling saya sesali. Saya terlalu anggap enteng dengan bakteri. Akibatnya fatal, anak saya sampai rumah sakit, syukur masih bisa ditangani dokter segera, kalau tidak, saya tak tahu harus seperti apa lagi.

Akhirnya dokter pun memberi nasihat pada saya dan suami. Untuk lain kali tidak sembarangan memberi jajanan kepada anak terutama kue-kue yang terpajang di luar tanpa penutup yang baik, karena bisa saja makanan itu terkontaminasi bakteri jahat. Selain itu yang paling utama adalah rajinlah mencuci tangan anak, terutama jika akan makan, habis bermain, memegang benda dan mainan, setelah dari kamar mandi, sehabis bersin juga sehabis bermain dengan hewan peliharaan.

[caption id="attachment_385755" align="aligncenter" width="560" caption="Alimikal saat makan, bermain dengan hewan peliharaan dan bermain di luar rumah (Dokpri)"][/caption]

Sejujurnya saya seringkali mengabaikan cuci tangan pada anak. Kejadian waktu itu membuat saya jera. Saya tak lagi berani memberi makanan ke anak jika makanan tersebut ada di tempat terbuka, dan paling penting saya kini menggunakan sabun cuci tangan di rumah. Saya tak sembarang memilih sabun cuci tangan, harus yang benar-benar efektif membunuh kuman di tangan. Saya menggunakan sabun cuci tangan yang 99 % menghilangkan kuman di tangan hanya dalam 10 detik.

Selain sabun cuci tangannya harus oke, satu lagi yang juga penting agar penggunaan sabun tersebut efektif adalah cara mencuci tangan yang tepat. Jika selama ini saya hanya sekedar membahasi punggung dan telapak tangan saja kadang-kadang bahkan tanpa sabun. Sekarang saya belajar melakukan cuci tangan dengan benar. Ketika akan cuci tangan, tangan terlebih dahulu dialiri air, menuangkan sabun cuci tangan ke telapak tangan, menggosok-gosokkan sabun di telapak tangan selama 10-15 detik, harus dipastikan juga bagian sela-sela jari, punggung tangan, kuku, jempol, dan pergelangan tangan ikut digosok dan terkena sabun secara menyeluruh. Kemudian jika sudah selesai, tangan dibilas dan harus dilap dengan kering betul. Hal-hal itulah yang tidak pernah lakukan dengan benar. Karenanya ternyata mencuci tangan yang asal-asalan tidak akan bisa menghilangkan kuman pada tangan. Apalagi tidak pakai sabun cuci tangan, bakteri tidak akan hanyut begitu saja bersama air, harus ada pembasminya. Makanya perlu sekali menggunakan sabun cuci tangan yang tepat dan efektif menghilangkan kuman di tangan.

Setelah saya menggunakan sabun cuci tangan yang tepat dan saya memahami betul cara mencuci tangan yang benar lalu saya jadikan kegiatan rutin agar menjadi sebuah kebiasaan baik. Sebagai orangtua saya harus tahu lebih dulu barulah saya bisa memberi contoh kepada anak saya. Karena anak usia 2 tahun 5 bulan kan akan cepat belajar dengan melihat contoh. Dengan kebiasaan mencuci tangan yang saya lakukan di rumah, saya yakin akan tersimpan di memorinya untuk rajin mencuci tangan. Sekarang anak saya kalau saya bawa ke kamar kecil, atau wastafel dia langsung menyodorkan tangannya untuk kemudian siap dicuci dengan sabun cuci tangan.

[caption id="attachment_385953" align="aligncenter" width="336" caption="Meski tengah malam terbangun karena pup, tetap harus cuci tangan pakai sabun (Dokpri)"]

1419498873853402509
1419498873853402509
[/caption]

Pernah juga anak tertidur pulas padahal belum cuci tangan sehabis bermain, saya tak kehilangan cara untuk mencuci tangannya. Saya pangku dia, bawa ke wastafel untuk membasahi kedua tangannya di air mengalir,  gosok dengan sabun cuci, lalu bawa segayung kecil air untuk membilas tangannya, jika sudah digosok dengan sabun secara menyeluruh barulah saya bawa lagi ke wastafel untuk dibilas kembali dengan bersih. Kemudian tangannya saya keringkan dengan handuk kecil khusus yang sudah saya siapkan. Handuk kecil yang menyerap agar kedua tangannya cepat kering. Lihat kan? saya tetap bisa melakukan kegiatan mencuci tangan meski anak terlanjur ketiduran dan belum cuci tangan. Pokoknya saya tidak mau kecolongan lagi karena lalai mencuci tangan anak saya. Meski tak sengaja anak tertidur tanpa sepengetahuan saya, saya usahakan tetap mencuci tangannya dengan cara tadi. Jangan sampai tidak mencuci tangan sehabis bermain.

[caption id="attachment_385772" align="aligncenter" width="336" caption="Tetap mencuci tangan anak meski telah tertidur (Dokpri)"]

1419433728735526365
1419433728735526365
[/caption]

Saya rasa melakukan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak sejak dini sangat mungkin dilakukan. Pada dasarnya tidak ada alasan untuk lupa mencuci tangan anak dengan rutin. Karena dengan menerapkan kebiasaan baik tersebut pada anak, kita telah ikut meminimalisasi kemungkinan jumlah balita yang meninggal dunia karena terserang diare di Indonesia. Menuju generasi bright future, jauhkan kemalasan tumbuhkan kesadaran.


Children see, children do


Indonesia sehat ada di 'tangan' kita

1419434952484652855
1419434952484652855

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun