Mohon tunggu...
Andi Hamdan
Andi Hamdan Mohon Tunggu... -

Terlalu lemah untuk mengubah, terlalu tangguh untuk diubah. Rodagigi berputar terus.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hormat Buat Politik Kancing Baju Partai Amanat Nasional

2 September 2015   14:30 Diperbarui: 2 September 2015   14:33 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bukan rahasia umum bahwa sehabis Pilpres tahun lalu, politik masyarakat seakan terbelah mengikuti terbelahnya arah politik partai-partai.

Kita kenal istilah Kelompok Merah Putih (KMP) untuk yang katanya akan berada diluar pemerintahan dan akan kritis memandang kebijakan pemerintah. Kalau untuk kemaslahatan masyarakat akan didukung, kalau tak mengarah pada kemaslahatan rakyat, akan dikritisi.

Kelompok lainnya adalah Kelompok Indonesia Hebat (KIH) yang bertekad "mau ke sorga ataupun ke... " mendukung penuh pemerintah sebagai bagian dari pemerintahan tentunya.

Jadilah DPR terbelah atas pengelompokan itu. Kelompok Merah Putih hampir saja memborong semua jabatan pimpinan di DPR dan MPR atas dasar UU MD3. Namun tersandung dengan "move" KIH yang ngeyel menentang sehingga DPR dan MPR tak kunjung bisa bersidang. Akhirnya KMP melunak dan sebagian pimpinan DPR / MPR diserahkan pada KIH.

Berhasilnya move KIH ternyata berkelanjutan membuat KMP ciut nyali. Motto KMP yang semula akan mengkritissi tindakan pemerintah yang tak berpihak pada rakyat ternyata hanya ephoria alias gertak sambal. Bertubi-tubi secara kasat mata kebijakan yang tidak pro rakyat seperti kenaikan harga BBM (melawan arus global bahkan) kenaikanm tarif listrik, kenaikan harga LPG, kenaikan PBB sampai 3 kali lipat, pembiaran nilai tukar yang sangat tak wajar (dalam setahun nilai tukar turun 30 persen), kenaikan harga-harga komoditi akibat kebijakan yang tersangku paut, rencana hutang Garuda sebesar USD 44 Milyar untuk yang katanya untuk membeli 30 pesawat berbadan lebar (yang sebuahnya "cuma" sekitar USD 500 juta, aneh bukan?) dan lain-lain dan lain terlalu panjang untuk ditulis...

Ternyata KMP diam saja, bahkan seperti anak ayam kehilangan induk walaupun bisa dipertanyakan siapakah "induk"nya? Sepertinya semua anggota DPR/MR dari KMP tetap duduk manis, tak pernah ada pertanyaan berbobot pada pemerintah, sepertinya masing-masing cari selamat saja.

Hal ini tentu saja membuat anak-anak ayam yang tak (pernah) punya induk itu berjalan sendiri-sendiri seakan ayam kena tetelo. Dan kalau adapun KMP, itu hanya sekedar mengingat sejarah.

Ternyata Partai Amanat Nasional berfikir manfaat dan mudarat bila tetap di KMP. Keberadaan KMP seakan hanya ilusi alias halusinasi buat mereka. Mereka harus berbuat sesuatu, harus pragmatis, kalu tak ingin busuk dalam KMP yang tinggal nama. Maka press release Presiden Jokowi bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bebrapa saat lalu adalah suatu yang pas buat PAN untuk kel;uar dari KMP dan masuk KIH.

Walaupun kita semua tahu bahwa Zulkifli Hasan dipilih jadi Ketua MPR adalah inisiatif KMP, tentunya dengan asumsi PAN akan commited pada status sebagai bagian dari KMP. Ternyata Zulkifli Hasan memilih filosofi kancing baju, nungging-nungging masuk, setelah masuk berada diluar. Mari beri salam hormat pada Partai Amanat Nasional.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun