Syahwat Wirausaha dalam Pribadi Mengarungi Kehidupan

Dalam kehidupan, manusia memiliki potensi-potensi yang dibawa sejak lahir ketika mereka beranjak keluar dari rahim sang ibu. Sejak itu juga manusia pertama kali mengenal dunia. Sungguh bervariasi dan bermakna ciptaan tuhan ini. Potensi yang dimilikinya bermacam-macam juga, artinya kemampuan yang dimiliki oleh individu berbagai macam yakni cepat menghafal objek, memahami suatu objek, pandai berbicara, intelektual, menulis, dan berwirausaha dan banyak kemampuan lainya.

Hal ini terkadang tidak disadari oleh diri manusia, bahwasanya ada potensi yg harus dikembangkan. Terkadang potensi itu tidak nampak atau perlu di cari juga bisa dan juga ada yg sudah nampak dari kecil, tinggal bagaimana mengembangkan potensi itu sendiri.

Begitupun menjadi pengusaha atau berwirausaha, hal ini sangat didambakan pada kalangan seseorang, bahkan tidak sedikit seseorang menginginkan menjadi pengusaha. Hal ini mari kita menelisik arti wirausaha, Wira (Berani), Usaha (Berjuang). Jadi wirausaha bermakna Berani Berjuang. Keduanya mempunya arti yang begitu mendalam. 

Pertama, Terkadang yang menjadi masalah pada saat ini, seseorang terlalu banyak mempertimbangkan kedepanya dalam memulai usaha, seperti resiko atau rugi dll. Belum saja di mulai atau bertindak sudah banyak pertimbangan, sehingga hal tersebut mengakal pada diri pribadi sendiri. 

Dampaknya bagaimana? Seseorang menjadi takut dalam berwirausaha, padahal kunci dalam menciptakan usaha yakni Berani untuk memulai tanpa mempertimbangkan banyak hal. Kedua, dalam memperkenalkan produk yang berkualitas, sehingga menjadi cipta rasa yang khas dan mampu bersaing di pasar, semua butuh perjuangan. Sehingga ini harus melekat pada diri seseorang yang berkeinginan untuk menjadi pengusaha.

Menjadi pengusaha perlu dasar rasa cinta yang melekat pada diri seseorang, sehingga mampu menikmati dalam prosesnya dalam usahanya tersebut. Karena itu, dalam menciptakan produk dalam negeri perlu keuletan, ketekunan dan yang diutamakan konsisten dalam menjalankan bisnis usaha itu sendiri. 

Jangan sampai berganti-ganti usaha dalam menjalankanya, dengan alasan rugi dll, Karena melihat orang lain sukses dalam usahanya. Terkadang melihat hal tersebut seseorang beralih haluan dalam menjalankan usahanya, sehingga ini yang menjadi masalah dalam mengembangkan usahanya, maka sangat perlu konsisten dalam diri sendiri. 

Apalagi cinta yang melandasi dalam berwirausaha ini menjadi modal awal dalam mengarungi kehidupan itu sendiri, apapun masalah dalam usahanya bagai di terjang topan 7 hari 7 malam, jika dilandasi dengan cinta pasti bisa melewatinya hal tersebut. Yang di harapkan bersungguh-sungguh dalam usaha itu sendiri. Hal ini juga perlu kesabaran dalam mewujudkan konsistensi dan berani memperjuangkan dalam berwirausaha.

Kesabaran dalam mengarungi kehidupan untuk mengembangkan usaha perlu tekat yang kuat dalam menjalaninya, tanpa perlu adanya malu atau pun gengsi. Pada kenyataanya ini yang menjadi penyakit hati bagi manusia, sehingga kemampuan yang dimiliki seseorang menjadi tidak berkembang dan tidak akan bisa mengetahui jati dirinya, karena ketutup gengsi dan iri. Jadi, apapun yang melekat pada diri sendiri patut disyukuri karena semua di mata tuhan itu sama.

Dalam kewirausahaan ada beberapa teori yang melandasi untuk menempuh langkah awal dalam menjalankan usaha. Pertama, teori sosial yakni teori yang mengajarkan seseorang untuk bersosial di masyarakat, tidak hanya kebahagiaan diri sendiri melainkan kebahagiaan orang lain perlu dalam bersosial di masyarakat. 

Hal ini pentingnya komunikasi dalam bermasyarakat, sehingga menimbulkan relasi yang ini menjadi titik dalam mengembangkan bisnis usahanya. Karena pada dasarnya seseorang orang hidup membutuhkan orang lain. Misal, perusahaan besar pun juga membutuhkan karyawan yang bisa menunjang kehidupan perusahaan yang ia kelola. Hal ini karyawan juga salah satu menentukan kemajuan perusahaan yang dikelola.