Mohon tunggu...
Robi WiliamSupendi
Robi WiliamSupendi Mohon Tunggu... Buruh - buruh harian lepas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

buruh harian lepas

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menonjolkan Politik Identitas, SBY Kritik Kampanye Prabowo

8 April 2019   11:22 Diperbarui: 8 April 2019   11:25 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gegap gempita massa pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menggelar shalat shubuh dan kampanye terbuka di Gelora Bung Karno (GBK) membuat gusar Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

SBY rupanya tidak setuju dengan konsep kampanye akbar yang dimulai dari Salat Subuh itu. Menurutnya, kampanye seperti itu cenderung eksklusif. Padahal, kampanye harusnya terbuka atau lebih inklusif.

Kegelisahan SBY itu terungkap dalam surat yang dikirimkan kepada pengurus Partai Demokrat beberapa waktu lalu, dan sempat beredar luas di media sosial.

"Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif," ujar begitu petikan surat dari SBY yang ditulisnya dari Singapura, Minggu (7/4).

Menurutnya konsep berkampanye hendaknya mencegah demonstrasi (show of force) identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuansa ideology, paham dan polarisasi politik yang ekstrim.

Calon pemimpin yang mengedepankan identitas atau gemar menghadapkan identitas yang satu dengan yang lain, atau yang menarik garis tebal "kawan dan lawan" untuk rakyatnya sendiri, dapat dipastikan pasti akan menjadi pemimpin yang rapuh.

Bahkan sejak awal sebenarnya dia(Prabowo) tidak memenuhi syarat sebagai pemimpin bangsa. Karena sering mengeksploitasi narasi SARA dan mempertebal politisasi agama dalam kampanye politik.

Oleh karena itu, menurut SBY, Partai Demokrat tetap berpatokan pada kepentingan bangsa dan rasionalitas, serta tidak menyetujui konsep kampanye yang hanya mengakomodir golongan tertentu.

Kampanye akbar harusnya bisa mencerminkan ke-Indonesiaan, bukan justru menonjolkan supremasi golongan tertentu. Sebab, Indonesia dibangun atas beragam suku, bangsa, serta agama serta menolak kampanye menonjolkan eksklusivitas golongan tertentu.

Bagaimanapun dalam hal ini kita setuju dengan gagasan SBY. Kampanye yang mempolitisasi agama atau mengedepankan identitas akan sangat berbahaya bagi bangunan kebangsaan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun