Tidak Salah Jika Nikah Disebut dengan Ibadah yang Paling Lama

Tidak salah jika nikah disebut dengan ibadah yang paling lama

Ya itulah pernyataan saya saat menginjak usia pernikahan 1 bulan lebih. Mereka yang menikah pun pasti akan paham dengan pernyataan ini, asalkan mereka terbiasa dengan nasehat-nasehat pernikahan. 

Mungkin banyak orang yang tidak terlalu perhatian dengan nasehat-nasehat pernikahan saat acara walimah. Tapi menurut saya sungguh besar ternyata pelajaran yang bisa saya ambil saat menjalani kehidupan berumah tangga. 

Tak hanya itu, sebelum saya menikah sudah banyak buku tentang pernikahan yang saya beli dan saya baca, meskipun belum tuntas membacanya, namun sangat memberikan tetesan embun segar bagi hati dan jiwa yang kering ini. 

Lalu bagaimana bisa nikah adalah ibadah yang paling lama atau yang paling panjang? Ya, mungkin terlalu rumit untuk dipikirkan, tapi sangat mudah dipahami bagi mereka yang sudah menjalani pernikahan. 

Ketika setelah menikah, hanya 2 senjata yang selalu saya pegang ; yaitu syukur dan sabar. Tidak ada lagi selain kedua itu. 

Bersyukur saat Allah selalu memudahkan urusan saya dan keluarga, dengan mengucapkan Alhamdulillah, meningkatkan ibadah, dan sebagainya. 

Dan bersabar saat Allah menguji kita, menguji pikiran kita, menguji ucapan kita, menguji tindakan kita. Lebih tepatnya, bagaimana cara kita merespon ujian yang Allah berikan kepada kita, apakah respon kita baik atau buruk. 

Kenikmatan hidup ini akan terasa jika kita pernah mengalami kesusahan, kita tidak bisa merasakan manis jika tidak ada pahit, kita tidak bisa melihat yang terang jika tidak ada yang gelap. Yang namanya kesulitan pasti dibarengi dengan kemudahan. 

Salah satu hadits Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam yang selalu terngiang di hati saya adalah "Sebaik-baik kalian adalah kalian yang berbuat baik kepada keluarganya".