Mohon tunggu...
Robeto Koba
Robeto Koba Mohon Tunggu... wiraswasta -

Belajar Menulis untuk memperluas Cakrawala dan menjembatani perbedaan agar hidup bisa toleran dan damai...Semoga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesta Rakyat yang Memilukan

6 Agustus 2013   09:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:34 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebentar lagi RI memperingati HUT yang ke 68 tahun dan pasti tidak terlewatkan oleh rakyat di negeri ini untuk mengadakan lomba/pesta atau apapun namanya untuk memperingati dirgahayu RI. Lomba atau pesta tersebut diadakan kadang sangat semarak. Namun semangat 45 yang membara ini ada baiknya untuk menyelenggarakan pesta atau lomba yang mendidik dan membangun untuk kemajuan anak bangsa ini. Berikut Pesta atau lomba yang menurut saya sangat memilukan, jauh dari nilai-nilai edukasi dan nilai-nilai patriotisme:

A. Lomba Panjat Pinang

Kita semua sudah pasti mahfum akan lomba yang satu ini, mungkin diantara kita sudah sering mengikuti lomba ini. Sekilas memang nampaknya sangat menghibur, tapi bila kita cermati dengan pikiran yang jernih dan hati yang suci sesungguhnya lomba ini adalah gambaran negeri kita sesungguhnya atau dengan kata lain representasi sendi-sendi kehidupan di negeri ini, coba kita cermati dengan seksama:

- Mulai dari pohon pinangnya. Mana ada pohon yang tidak punya akar artinya dengan kata lain akar atau pondasi bangsa ini telah tercabut atau tercabik dan tegaknya negeri ini harus ditunjang/dibantu dengan pinjaman dari negara lain.

-Sudah tidak punya akar, pakai dilumuri dengan minyak gemuk/pelumas. Ini sesungguhnya mengandung makna untuk mendapatkan sesuatu di negeri ini harus pakai pelicin/uang/fulus kadang yang lebih ekstrim lagi harga diri dan dirinya digadaikan demi mendapatkan apa yang di inginkan.

-Dalam rangka untuk mendapatkan hadiahnya harus dilakukan dengan cara kerjasama atau berjamaah dan tidak bisa dilakukan sendiri, dan tidak perduli untuk mencapai tujuannya tsb harus menginjak teman atau saudara yang penting hajad tercapai.

B. Lomba Makan Kerupuk

Sepertinya enak, lomba makan gituu:). Tapi kenapa tidak boleh pakai tangan alias tangan diikat. Menurut saya sama saja mendidik anak-anak bangsa ini untuk menadapatkan penghidupan dinegeri ini tidak bisa pakai tangan atau kekuatan sendiri, kita harus meminjam tangan orang lain atau dengan kata lain kita harus punya koneksi meski kita sendiri adalah orang yang tidak mempunyai kemampuan di bidang tersebut.

C. Lomba Ambil Koin di Jeruk Bali

Sungguh menyedihkan sekali anak-anak bangsa  sejak dini di didik untuk mendapatkan uangataupun sesuatu  harus berkotor-kotaor dahulu bisa dengan menjilat atau korupsi.

Demikian saja contoh lomba-lomba yang telah menjadi tradisi. Bagi rekan-rekan semua mungkin bisa menambahkan contoh lomba yang lain. Tulisan ini adalah bagian dari keprihatinan saya pribadi atas negeri ini, semoga ke depan kita bisa membuat lomba-lomba yang mendidik buat anak-anak bangsa agar menjadi budaya yang baik di kemudian masa. Mohon kepada rekan-rekan kompasioner beri tanggapan dan koreksinya, terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun