Soal perubahan, rakyat misalnya sudah tahu bagaimana kepemimpinan petahana selama masa jabatan. Itu bisa kita menilai sejauh mana prestasinya, gagasan perubahan ini tentu atas keresahan dari sebelumnya yang dianggap merugikan masyarakat itu sendiri. Sehingga untuk tidak terjadi hal yang sama perlu ada wajah baru dengan ide yang baru pula, semua pemimpin tidak mengingkan rakyatnya melarat, namun belum tentu. Ketimpangan yang terjadi selama ini begitu luar biasa, bangkit dari keresahan itu dengan iming-iming adanya perubahan wujud nyata.
Perubahan ini lahir dari akar rumput atau masyarakat Manggarai itu sendiri, dan menjadi cita-cita politik dari pasangan calon. Ini hanya dari sisi kaca mata penulis dengan adanya Tagline Perubahan, entah itu benar-benar terjadi atau hanya sekedar fatamorgana kandindat.Â
Berharapnya tidak hanya gemuruh untuk meraup suara pemilih, apa yang dikonsepkan hari ini itu tidak terlepas dari kecintaan kita semua untuk lebih kearah yang lebih baik. Berteori tidak cukup apalagi lakukan pencitraan tentang kemajuan, tapi apakah perkembangan dari sisi penampakan itu benar adanya? Bagi generasi yang akan datang soal perubahan itu perlu sejak dini. Masyarakat harus bisa mengoreksi dari cara kepemimpinan seseorang, jika tidak ada terobosan baru dalam memajukan daerah.
Perubahan ini kita tidak bisa  mengukurnya sejauh mana implementasinya dikemudian hari, dan ini tanggung jawab paslon yang diembankan oleh rakyat jika terpilih. Politik ini bagian dari pertarungan ide, perlu maknai dengan mendengarkan aspirasi masyarakat. Pemimpin yang baik itu ketika dia mampu merampungkan segala masukan, kritikan dari rakyat. Tidak hanya mengutamakan kroni atau kerabatnya, tentu dipilih oleh rakyat untuk rakyat pula.