Mohon tunggu...
Inovasi

Cyber Identity di Dalam Cyber Culture

16 Mei 2016   23:41 Diperbarui: 17 Mei 2016   18:31 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://simdalom.com

Di dunia saat ini sedang hangat-hangatnya masyarakat melakukan segala kegiatan berbasis online, berbagai macam kebutuhan dapat terpenuhi tanpa harus berinteraksi langsung. Dari kondisi ini sendiri, muncullah budaya baru yang disebut Cyber Culture. Cyber Culture adalah budaya yang muncul sejak adanya internet, kondisi inilah yang kemudian memunculkan kebutuhan baru akan ruang untuk berinteraksi. Seiring dengan kebutuhan baru itu muncullah Cyber Space atau dunia maya yang pada awalnya digambarkan sebagai sebuah ruang halusinasi yang tercipta dari jaringan data-data komputer yang digunakan sebagai saluran komunikasi antar manusia dalam skala global.

Sebelum adanya dunia maya, manusia memiliki kebutuhan utama yaitu interaksi dan komunikasi dengan lingkungannya. Manusia secara disadari maupun tidak memang saling membutuhkan dalam berbagai kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan, atas dasar inilah manusia disebut mahluk sosial. Untuk tetap saling berinteraksi dan mencukupi kebutuhan, maka mahluk sosial hidup secara berkelompok.Berbeda dari binatang yang menyandarkan hidupnya pada insting, manusia menggunakan otak dan nalarnya dalam mencapai tujuan, sehingga tekhnologi yang berkembang dalam peradaban manusia pun merupakan hasil pembelajaran serta kemampuannya dalam membuat sistematika yang pada akhirnya menjadi salah satu unsur dari kebudayaan dan peradaban universal.

Dalam suatu kelompok suatu pribadi harus memiliki identitas diri untuk dapat mempertahankan hidupnya. Identitas pribadi adalah salah satu komponen dari konsep pribadi, yang dimana memilik arti prinsip pengorganisasian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu yang terbentuk sejak saat masih bayi  hingga seterusnya, terutama pada masa remaja. Dalam kenyataanya manusia memiliki keinginan untuk terus mengembangkan dirinya demi  tercapainya menampilkan bentuk kepribadiannya yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan masa sekarang yang diinginkannya. 

Untuk dapat mencapai ciri khas seseorang yang memiliki indentitas diri memiliki indikator seperti dapat mengendalikan emosinya, pandai membaca perasaan orang lain, dan dapat memelihara hubungan dengan masyarakat melalui pengenalan diri sendiri secara mendalam. Kehadiran dunia maya dalam perkembangan zaman menjadi media baru dalam bersosial. Dalam dunia maya, manusia tidak terbatas ruang dan waktu dalam banyak hal.

Identitas dalam kehidupan nyata adalah sesuatu yang melekat apa adanya pada diri kita sejak dilahirkan, dengan demikian keberadaan kita sebagai manusia adalah nyata. Sehingga identitas sendiri merupakan hal yang konsisten. Seiring dengan  dunia maya, identitas sendiri mengalami pergeseran dan menjadi sesuatu yang tidak tetap dan dapat berubah-ubah. Hall (dalam Bell) mengakui hal tersebut dan mengajukan perubahan dari 'identitas', yang di-pandang sarat akan paradigma lama, menjadi 'identifikasi'. Istilah baru tersebut menyiratkan adanya suatu proses, keberagaman, dan kons-truksi bahwa identifikasi seseorang adalah dibuat, bergerak (mobile),dan beragam.

Hall (dalam Bell) mengakui hal tersebut dan mengajukan perubahan dari 'identitas', yang di-pandang sarat akan paradigma lama, menjadi 'identifikasi'. Istilah baru tersebut menyiratkan adanya suatu proses, keberagaman, dan kons-truksi bahwa identifikasi seseorang adalah dibuat, bergerak (mobile),dan beragam. (2001:114-115).

Setiap individu memilki kemampuan tanpa batas untuk mengkreasikan siapa dirinya di dunia siber dan hasil kreasi itulah yang nantinya akan mewakili individu dalam memainkan perannya serta berinteraksi di internet. Pilihan untuk membuka identitasnya secara jujur dengan pilihan untuk membuat identitas palsu merupakan pilihan yang bisa diambil. Yang diperlukan dalam media sosial misalnya, hanyalah melakukan koneksi ke situs, memilih nama, memilih gender, dan menuliskan deskripsi pribadi. 

Media sosial tidak menyaratkan siapapun untuk menaruh nama aslinya agar ia bisa memiliki sebuah akun. Ketika individu telah melakukan identifikasi diri di dalam media sosial, seperti memilih username dan password,maka identitas itulah pada akhirnya melahirkan individu virtual bersamaan dengan atribut-atribut yang melekat dengannya dan berlaku ‘kekal’. Artinya, setiap individu baru bisa mengakses individu virtualnya apabila ia menggunakan identifikasi username dan password yang sama.

Pada tahap tertentu, seseorang dapat menentukan dan membatasi apa yang ingin agar orang lain ketahui tentang dirinya. Dalam dunia online,ciri-ciri yang terlihat dalam dunia nyata seperti jenis kelamin, kelompok ras, busana tidak tampak, dan sebagai gantinya teknologi internet menawarkan kemung-kinan untuk mengendalikan aspek-aspek dari identitas diri sebagai pertimbangan bagi publik. (Wood dan Smith, 2005:57).

Salah satu dari jaringan sosial yang akan saya bahas disini adalah 99design. Siapa yang tidak tahu akan 99design? Pastilah semua desainer dan penikmat karya desain mengerti akan jaringan sosial ini. 99 design adalah suatu situs web yang di dalamnya menawarkan jual-beli desain. Di dalam 99design apabila kalian membutuhkan desain untuk kebutuhan anda, kalian hanya butuh mengunduh brief  dari desain yang kalian inginkan kedalam 99design tersebut.  Kemudian kalian akan mendapat respon dari para pengguna  99design dan voila! Anda mendapatkan apa yang kalian inginkan dari pengguna 99design tersebut.

Nah, sekarang ini kebijakan baru mulai diterapkan pada jaringan sosial yaitu 99design.com. kebijakan baru itu adalah setiap pengguna 99design diwajibkan untuk mengunduh KTP milik pengguna ke dalam profilepengguna 99design yang ditujukan oleh pihak 99design agar seluruh pengguna mendaftarkan dirinya dengan menggunakan identitas aslinya pada akun 99design mereka. Hal ini dimaksudkan agar proses dalam transaksi jual-beli desain semakin mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun