Mohon tunggu...
Robby Indrabayu Putra
Robby Indrabayu Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Marketing / Content Writter / Web Developer / Cybersecurity

SAYA ADALAH ORANG YANG SANGAT SUKA TRAVELLING , DAN MENGENAL DUNIA BARU CONTOH SAJA MENULIS , PEMBAHASAN EKONOMI , INVESTASI DAN BERITA MENGENAI TEKNOLOGI.. KESUKAAN SAYA JUGA MEMIKIRKAN SESUATU HAL YANG MENARIK SAMBIL MEMINUM SECANGKIR KOPI LALU MENULISKAN KE ARTIKEL !!!

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Hobi

25 Juni 2022   00:47 Diperbarui: 25 Juni 2022   05:37 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Cangkruk'an" di Warkop bagi Kalangan Anak Muda di Jaman Sekarang ( Sumber: Dokpri.) 

Banyaknya Warkop atau Warung Kopi menjadi trend yang tidak asing bagi remaja di era sekarang. Bagaimana tidak, setiap jalanan kota sudah banyak sekali Warkop yang biasa disebut sebagai  tempat "Cangkruk'an " bagi anak muda di daerah Jawa Timur. 

Kata dari "Cangkruk'an" dalam bahasa Indonesia adalah "Tongkrongan" kalimat tersebut sudah sangat melekat di daerah Jawa Timuran. 

Fenomena merebaknya Warkop atau Warung Kopi yang digandrungi anak muda khususnya  Saat ini menjadi hal yang biasa, karenanya  di setiap tempat pun sudah banyak tempat tongkrongan seperti Warkop di tengah perkotaan, setiap pinggir jalan raya bahkan juga ada di daerah" pinggiran. 

hal ini sudah menjadi rutinitas anak muda untuk nongkrong di Warkop agar terlihat seperti kekinian atau tidak ketinggalan jaman. Melihat eksistensi Warkop saat ini yang semakin merajalela di perkotaan dan pinggiran kota Dampaknya anak muda jaman sekarang semakin sering pergi nongkrong dengan teman-temannya. Tidak sedikit pula yang nongkrong hingga larut malam, akibatnya kurang mendapat waktu bersama keluarga tercinta. 

Munculnya Warkop di Jaman sekarang sebagai alternatif  low budget nongkrong di Cafe bagi anak muda era sekarang, karena Warkop atau Warung Kopi jaman sekarang sudah banyak fasilitas dan kenyamanan tempat yang di berikan seperti contoh Wi-fi dan TV LCD layar besar untuk agenda nobar acara bola ketika live bersama kawan - kawan mereka. 

Harga yang ditawarkan untuk satu gelas kopi atau minuman cukup ramah dikantong , dari pengalaman saya sendiri harganya relatif standart di angka Rp.5000,- apalagi ditambah dengan makanan ringan dan mie goreng cukup dengan membayar puluhan ribu rupiah saja itupun juga sudah dapet fasilitas free wi-fi sepuasnya. 

Tetapi bagi setiap anak muda di era  jaman sekarang kebiasaan nongkrong menjadi rutinitas yang perlu dilakukan untuk mengatasi kebosanan akan rutinitas sehari-hari atau akibat dari lelahnya tugas yang menumpuk. Tapi menurut saya harga yang dibandrol ini cukup murah untuk 5 kali dalam seminggu. 

Dari pandangan yang saya amati ketika nongkrong atas fenomena ini, anak muda jaman sekarang yang gemar nongkrong di Warkop atau Warung Kopi  cenderung kurangnya bersosialisasi atau bertegur sapa terhadap orang di sekitar bahkan di depannya sendiri, mereka hanya berfokus pada gadget yang mereka pegang istilah jaman now kaum milenial generasi menunduk yang artinya kurangnya anak muda jaman sekarang tentang arti bersosialisasi, respect, dan ketinggalan perkembangan info dijaman sekarang, dikarenakan mereka sudah terlalu kecanduan dengan gadget mereka masing- masing. 

Sebagian orang menyebut bahwa anak milenial sekarang yang sering nongkrong dijuluki sebagai "bocah generasi menunduk", hal ini tak sedikit anak muda yang bangga atas labelling yang diterima dari masyarakat. Mereka seolah merasa bahwa dirinya mampu dan bisa bergaul serta menjadi sosok yang humble karena sangat gampang untuk diajak nongkrong, tapi nyata nya mereka sibuk dengan gadget masing- masing ketika orang disekitar begitu nyata untuk mereka ajak berbicara daripada dunia maya yang mereka sebut gadget. 

Akan tetapi banyak juga remaja yang kurang waktu bersama keluarga karena aktivitas nongkrongnya yang berlebihan. Hal tersebut kurang mencerminkan anak muda yang memiliki integritas tinggi. Artinya dalam hal ini bisa saja lahir anggapan bahwa remaja yang gemar nongkrong dianggap sebagai pengangguran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun