SERANG – Di tengah gempuran pembangunan dan cuaca yang kian tak menentu, Sirojudin, seorang petani di Kabupaten Serang, masih setia mengolah tanah untuk menopang kebutuhan pangan negara. Sejak usia 25 tahun, ia menekuni profesi petani dengan kesungguhan yang jarang ditemui. Kini, di usia yang lebih matang, ia mengelola lahan seluas 1,5 hektar yang terbagi ke dalam 14 petak. Selama menjadi petani Pak Sirojudin menanam banyak komoditas, namun yang menjadi andalannya adalah padi dengan bibit Inpari 32. Bibit biasanya Pak Sirojudin dapatkan dari Dinas Pertanian setempat, komoditas lain yang beliau tanam seperti cabai rawit, kacang panjang, dan terong.
Dalam satu musim tanam, prosesnya dimulai dari penggemburan dan perataan tanah dengan traktor, dilanjutkan pembenihan yang memakan waktu sekitar 23 hari sebelum bibit siap dipindah ke sawah. Sirojudin menggunakan pupuk urea. Sistem irigasi yang ia gunakan masih konvensional, mengandalkan aliran air yang kini tersendat karena area persawahan mulai dikepung pembangunan perumahan. Situasi ini memaksa petani seperti Pak Sirojudin bergantung pada cuaca yang tak lagi bisa ditebak.
Dalam kurun tiga bulan sepuluh hari, sawahnya biasanya siap panen dengan hasil mencapai tujuh ton gabah kering panen. Hasil tersebut ia jual ke pihak pabrik yang bekerja sama memberikan modal di awal musim tanam.Â
Gangguan keong, walangsangit, ulat, dan tikus menjadi momok di setiap musim. Meski begitu, semangatnya tidak padam. Ia tetap menanam, menyesuaikan diri dengan keadaan, dan sesekali berjualan hasil panen kecil sebagai usaha sampingan. Harapannya sederhana namun kuat: harga beras yang stabil dan mendukung kesejahteraan petani.
Kisah Sirojudin adalah potret kecil dari ribuan petani lain di Banten yang berjuang menjaga ketahanan pangan nasional di tengah tekanan ekonomi dan perubahan tata ruang. Mereka berdiri di barisan paling depan dalam urusan pangan, tapi sering kali di barisan paling belakang saat berbagi hasil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI