Dan aku merasa asyik makan di warung. Pertama karena pergantian suasana, bosen seharian ngendon di kantor, maka butuh refreshing keluar sebentar.
Kedua, makan di warung bisa jadi interaksi sosial yang wasyik antar sesama karyawan sehingga terjalin keakraban dan mengikat tali batin. Kadang ide-ide berlian muncul dari sana. Ketiga, menghidupkan ekonomi rakyat kecil, karena ikut melariskan dagangan mereka. Keempat...banyak lah, golekono dewe.
Apakah makan di warung itu boros? Boros atau tidak boros itu relatif. Semua tergantung pada kekuatan finansial masing-masing.
Seorang pengusaha yang tiap hari makan di KFC itu sesuatu yang biasa, nggak boros. Kalau kita buruh pabrik tiap hari makan di KFC, gaji sebulan habis dalam seminggu. Tapi nek mangan mek nemewu ae lho mosok boros se rek.
Bawa bekal makan siang itu bagus. Di samping sehat juga ngirit jaya. Tapi jangan konyol  melakukan itu karena berkiblat pada Jepang. Gak usah kakean alasan, ngomong ae nek ngirit.
Di Jepang nggak ada warung sederhana atau warteg. Yang ada hanya cafe dan restoran. Kalau buruh pabrik tiap hari makan siang di cafe yo pecah ndase.
Sudah itu saja. Zuukkk, madang Mboel!!
-Robbi Gandamana-