Mohon tunggu...
robani37
robani37 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAILM Tasikmalaya, Fakultas Dakwah, Prodi Ilmu Tasawuf

Seorang Penulis Akademisi, Tabah Sampai Akhir..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faidah Dan Keistimewaan Bersholawat kepada Nabi SAW, Studi Fenomenologi Sufistik

8 Januari 2024   19:19 Diperbarui: 8 Januari 2024   19:26 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasulullah bersabda, orang-orang yang menyebut namaku tapi tidak mau membaca shalawat kepadaku".

KISAH KEISTIMEWAAN SHALAWAT

Ketika al-Imam Sufyan Ats-Tsauri sedang Thawaf mengelilingi Ka'bah, dia melihat seseorang yang setiap kali ia mengangkat kakinya saat melangkah, orang tersebut senantiasa membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw.

Karena penasaran, dia kemudian menyempatkan diri untuk bertanya, "Sejak awal engkau telah meninggalkan bacaan tasbih dan tahlil lalu menggantinya dengan hanya mengucapkan shalawat atas Nabi. Adakah alasan khusus bagimu dalam mengamalnya?"

Lantas orang itu balik bertanya "Siapakah engkau? Semoga Allah mengampunimu."

Sufyan Ats-Tsauri menjawab, "Aku adalah Sufyan Ats-Tsauri."


Orang itu berkata, "Sungguh seandainya jika bukan karena engkau orang yang sangat istimewa, niscaya aku tidak akan memberitahukan rahasia kejadianku ini padamu."

Orang itu memulai kisahnya, "Berawal ketika aku melaksanakan ibadah Haji bersama ayahku, tiba-tiba saja ayahku meninggal dunia dan kulihat wajahnya tampak menjadi hitam kelam. Dalam keadaan penuh duka dan kaget, aku mengucapkan "Innalillah wainna ilaihi raji'un", lalu ku tutup wajahnya dengan kain.

Setelah itu, aku mandikan dan aku shalati jenazah ayahku. Karena terasa letih, aku sempat tertidur. Kemudian aku bermimpi melihat sesorang yang wajahnya sangat tampan, wangi dan cahayanya sangat bersih bersinar. Aku melihat orang itu tiba-tiba mengusap wajah ayahku dengan tangannya yang penuh cahaya, lalu kulihat wajah ayahku serta merta langsung berubah menjadi putih bercahaya.

Saat orang yang tampan itu hendak pergi, lalu dengan spontan aku memegang pakaiannya sembari bertanya padanya:

"Wahai hamba Allah, siapakah engkau ini? Mengapa wajah ayahku berubah menjadi putih bercahaya seperti ini setelah sebelumnya hitam kelam?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun