Mohon tunggu...
Rizki Amanah Tullah
Rizki Amanah Tullah Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Fakultas Hukum Universitas Jember

Berbagai bahasan ringan seputar berita Hukum, Sosial, dan Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Trump Memberlakukan Tarif 245% pada Impor Tiongkok di tengah Ketegangan.

17 April 2025   14:49 Diperbarui: 17 April 2025   14:49 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrations 245% Tarifs. Ilustrated by AI

Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump baru-baru ini mengumumkan pemberlakuan tarif impor terhadap barang-barang dari Tiongkok yang mencapai angka hingga 245%. Kebijakan ini merupakan eskalasi signifikan dalam perang dagang yang telah berlangsung lama antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Apa Sebenarnya Tarif 245% Itu?

Angka 245% ini bukanlah tarif baru yang berdiri sendiri, melainkan akumulasi dari beberapa lapisan tarif yang sudah diterapkan sebelumnya. Secara rinci, tarif ini terdiri dari:

  • Tarif 125 persen yang diberlakukan sebagai tarif timbal balik (reciprocal tariff).

  • Tarif 20 persen yang ditujukan untuk mengatasi krisis fentanyl.

  • Tarif tambahan di bawah Section 301 dari Undang-Undang Perdagangan AS tahun 1974, yang bervariasi antara 7,5 persen hingga 100 persen tergantung jenis barang

Contohnya, beberapa barang seperti jarum suntik dan kendaraan listrik yang sebelumnya sudah dikenakan tarif hingga 100 persen kini bisa menghadapi total tarif hingga 245%.

Bagaimana Dampaknya?

Dari aspek ekonomi sendiri, tarif setinggi ini hampir bisa dianggap sebagai embargo dagang terselubung karena ya membuat produk impor dari Tiongkok jadi sangat mahal dan tidak kompetitif di pasar AS. Hal ini diperkirakan akan mendorong kenaikan harga barang-barang konsumsi yang selama ini bergantung pada produk impor murah dari Tiongkok, sehingga juga membebani konsumen Amerika secara langsung .

Reaksi dari Tiongkok pun keras. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, menegaskan bahwa tarif ini adalah akibat dari tindakan AS yang memicu konflik dagang, dan menegaskan bahwa Tiongkok akan mempertahankan hak dan kepentingannya secara hukum dan adil. China juga telah meningkatkan tarif impor dari AS hingga 125 persen dan membatasi ekspor bahan-bahan penting seperti logam tanah jarang yang sangat dibutuhkan industri teknologi dan pertahanan AS.

Dari Konteks Strategisnya Bagaimana?

Pengumuman tarif ini juga berbarengan dengan perintah eksekutif Trump yang memulai investigasi terkait risiko keamanan nasional akibat ketergantungan AS pada impor mineral kritis dari luar negeri, termasuk kobalt, litium, dan nikel yang penting untuk baterai kendaraan listrik dan teknologi tinggi lainnya.

Solutif atau Problematik?

Tarif tinggi ini memang dimaksudkan untuk melindungi industri dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada Tiongkok, namun di sisi lain, hal ini menimbulkan pertanyaan besar:

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun