Mohon tunggu...
Rizy Kayla Azzahra
Rizy Kayla Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa

bermain game

Selanjutnya

Tutup

Home

Pemukiman Kumuh di Tengah Kota yang Modern

8 Agustus 2025   22:25 Diperbarui: 8 Agustus 2025   22:25 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Home. Sumber ilustrasi: Unsplash

1. Pembuka (Pancing Perhatian)

Di tengah gemerlapnya kota Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota besar lainnya, kita sering kali hanya melihat sisi megahnya saja. Gedung-gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan mewah, dan jalan raya yang dipenuhi kendaraan seakan menjadi simbol kemajuan. Namun, di balik tembok-tembok tinggi dan jalan-jalan utama yang sibuk itu, masih tersembunyi realita yang menyedihkan permukiman kumuh yang berdempetan di gang-gang sempit, minim pencahayaan, dan jauh dari kata layak huni. Misalnya, di balik pusat bisnis Jakarta, masih ada kawasan padat penduduk dengan rumah semi permanen, tanpa akses air bersih, dan sanitasi yang buruk. Realita ini sering kali tak terlihat karena tertutup oleh bayangan pembangunan kota yang dianggap modern.

2. Masalahnya Apa

Permukiman kumuh menyimpan dua jenis persoalan besar: fisik dan sosial.

Secara fisik, hunian di kawasan ini umumnya sempit, dibangun tanpa standar keamanan dan kenyamanan. Ventilasi udara sangat minim, pencahayaan alami terbatas, dan sistem sanitasi tidak layak. Banyak rumah tidak memiliki toilet sendiri, dan saluran air limbah pun sering bercampur dengan air bersih. Hal ini menimbulkan berbagai risiko kesehatan.

Secara sosial, kawasan kumuh rentan terhadap penyakit, tingkat kriminalitas cenderung tinggi, dan anak-anak kekurangan ruang terbuka untuk bermain maupun belajar. Keadaan ini bukan hanya mengganggu kenyamanan hidup, tapi juga menghambat tumbuh kembang generasi penerus.

3. Kenapa Ini Terjadi

Masalah permukiman kumuh bukanlah sesuatu yang muncul dalam semalam. Ada banyak faktor yang saling berkaitan, seperti:

  • Urbanisasi tinggi: Setiap tahun, ribuan orang dari desa dan daerah kecil pindah ke kota besar untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Namun, laju kedatangan ini tidak diimbangi dengan ketersediaan hunian layak dan terjangkau.

  • Harga tanah yang melambung: Tanah di pusat kota atau bahkan pinggiran kota semakin mahal. Warga berpenghasilan rendah akhirnya terpaksa tinggal di tanah-tanah sisa atau lahan ilegal yang tidak dirancang untuk permukiman.

  • Perencanaan kota yang kurang inklusif: Banyak kota di Indonesia masih fokus pada pembangunan infrastruktur besar tanpa mempertimbangkan keberadaan masyarakat kecil yang juga butuh ruang hidup yang layak.

4. Dampaknya

Dampak dari kondisi permukiman kumuh ini sangat luas dan serius:

  • Kesehatan masyarakat terganggu: Lingkungan yang kotor dan minim sanitasi memicu munculnya berbagai penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan, bahkan demam berdarah.

  • Lingkungan cepat rusak: Permukiman padat dengan pengelolaan sampah yang buruk menyebabkan pencemaran air dan tanah, serta mengganggu ekosistem kota.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Home Selengkapnya
    Lihat Home Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun