Mohon tunggu...
Rizqu
Rizqu Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan Profil

Bio

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Esport Bukan Sekadar Bermain Game

8 Juli 2021   23:10 Diperbarui: 8 Juli 2021   23:52 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi turnamen esports. (Foto: AFP/MARIA TAN)

Bermain game menjadi salah satu pilihan berbagai orang untuk menghabiskan waktu luang. Meskipun tidak punya perangkat seperti komputer atau konsol, kita tetap bisa bermain game dengan menggunakan ponsel, bahkan saat ini game ponsel lebih banyak digemari.

Seiring perkembangan zaman, bermain game saat ini tidak hanya digunakan untuk hiburan menghabiskan waktu luang saja. Jika kita bermain game biasanya bertujuan untuk hiburan atau refreshing setelah lelah melakukan kegiatan lain. Kini, bermain game bisa beralih fungsi menjadi sebuah pekerjaan. Mereka yang menjadi profesional di dunia game ini hidup dan mendapatkan penghasilan dengan kemampuan bermain game. Berbeda dengan yang bermain game yang cuma untuk hiburan semata, mereka yang profesional justru bermain sebagai aktivitas utama mereka bukan sebagai hiburan untuk menghabiskan waktu luang.

Dalam bermain game kompetitif juga membutuhkan strategi dan tenaga fisik, meski tidak seperti ketika sedang melakukan olahraga lain. Oleh sebab itu, kini muncul cabang olahraga elektronik atau electronic sports (esports). Esports ini merupakan olahraga dengan menggunakan perangkat elektronik yang memainkan suatu game dengan kemampuan berpikir seseorang. Namun esports sendiri sempat menjadi perdebatan apakah itu termasuk olahraga atau bukan.

Beberapa orang beranggapan bahwa esports bukanlah olahraga, melainkan hanya sebuah kompetisi. Seperti kata Presiden ESPN, John Skipper yang dilansir dari Kumparan, berpendapat bahwa esports bukanlah olahraga, melainkan itu hanya kompetisi. Argumen ini didukung oleh jurnal terbitan Johan Cruyff Institute yang menjelaskan bahwa esports tidak lebih dari alat bisnis. Sementara itu dari perspektif O'Brien dan Jurnal Johan Cruyff melihat esports dari sudut pandang bisnis, karena adanya organisasi yang menaungi, jumlah penonton, hak siar, cakupan media, hingga hadiah uang.

Namun, co-host FOX News, Soledad O'Brien mencoba untuk membela esports. Ia mengatakan bahwa game yang kompetitif juga membutuhkan strategi dan aktivitas fisik yang tinggi juga, meskipun tidak setinggi orang yang terlibat dalam olahraga nyata seperti sepak bola atau basket.

Apapun yang memiliki struktur, model bisnis, hadiah uang, dan level kompetisi yang tergolong tingkat atas, itu semua bisa digolongkan sebagai 'sport'," katanya seperti yang dikutip dari Detik.

Hal ini diperkuat dengan definisi kata ‘sport’ yang berasal dari Bahasa Perancis kuno ‘dis-ports’ yang berarti ‘untuk menghibur diri’ atau ‘untuk menyenangkan diri’. Hal ini juga seperti konsep utama olahraga, yaitu untuk bermain. Berdasarkan pengertian tersebut, bermain game bisa saja digolongkan menjadi olahraga.

Menurut penulis sendiri, esports memang dapat masuk ke kategori olahraga seperti menurut penjelasan co-host FOX News, Soledad O'Brien yang mengatakan bermain game membutuhkan strategi dan pengerahan fisik yang tinggi juga. Karena penulis pun yang bukan profesional hanya hobi bermain game tetap membutuhkan strategi yang cukup untuk dapat memenangkan sebuah permainan.

Sebenarnya ada perbedaan mendasar antara seorang gamer yang hanya sekedar hobi dan pemain esports. Seorang pemain esports sering melatih fisik dan memiliki stamina agar kuat bersaing seperti atlet olahraga lainnya, selain itu mereka juga perlu memiliki kemampuan intelektual dan logika yang baik untuk mengatur strategi dalam bermain game untuk bertanding.

Seperti pada game multiplayer online battle arena (MOBA) yang cukup terkenal yaitu Dota 2 dan Mobile Legends. Untuk bermain game MOBA ini kita mengandalkan kemampuan nalar dan berpikir secara strategis untuk menentukan keputusan-keputusan secara cepat dan kekompakan tim kita dengan  agar dapat mengalahkan tim lawan. Selain itu juga game battle royale seperti PUBG atau first-person shooter (FPS) seperti Valorant juga memerlukan strategi dan kecepatan tangan serta akurasi. Sehingga untuk dapat memenangkan permainan tersebut perlu kemampuan yang harus latihan juga. Selain itu kondisi fisik juga memengaruhi orang saat bermain, apalagi sedang tidak enak badan maka kemampuan bermain pun juga menurun sehingga saat bermain tidak dapat maksimal dan dapat terkalahkan oleh lawan.

Biasanya pro player diberikan kontrak dalam jangka waktu tertentu sehingga terikat pada tim esports yang dikontrak dan tidak dapat berpindah ke tim esports lainnya. Sedangkan jika ingin melakukan perpindahan pro player biasanya dilakukan dengan cara transfer pemain dengan membeli harga pemain sesuai dengan yang diberikan oleh tim esports yang mengontrak pemain tersebut. Nilai transfer para pro player ini pun tidak bisa dibilang kecil. Misalnya transfer LJ dari RRQ ke EVOS disebut mengeluarkan kocek mencapai Rp 2 miliar. Pemain dengan nama Joshua Darmansyah ini pindah setelah MPL Season 6 usai dan dimenangkan oleh RRQ.

Kini esport sudah resmi menjadi cabang olahraga di Indonesia. Dalam Rapat Kerja Nasional Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat 2020 yang diadakan secara virtual pada 25-27 Agustus 2020 lalu, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta KONI mengakui esport sebagai cabang olahraga prestasi di Indonesia. Pemerintah juga membentuk Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) sebagai badan resmi pemerintah yang menaungi esport sebagai olahraga prestasi di bawah KONI.

Industri esports sendiri saat ini telah menumbuhkan banyak lapangan pekerjaan untuk anak-anak muda Indonesia. Selain melahirkan pro player yang mampu bersaing hingga tingkat internasional, esports juga berpeluang membuka pekerjaan lainnya seperti manajer, pelatih, shoutcaster atau komentator dalam pertandingan esport yang menemani pemirsa menyaksikan pertandingan, content creator seperti fotografer, videografer, dan streamer, serta masih banyak lagi peluar pekerjaan di dunia esports.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun