Mohon tunggu...
Rizqi Nidhom
Rizqi Nidhom Mohon Tunggu... Mahasiswa

Bermain Bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerit rakyat, legenda Mbah Semendi Pasuruan.

10 Mei 2025   23:18 Diperbarui: 10 Mei 2025   23:18 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bicara soal legenda, di Kota Pasuruan sebenarnya ada banyak legenda yang sering kita dengar berkat kepahlawananya misal Untung Suropati, Raden Wijaya, sagiman atau Sakera, Ilmu spiritualnya seperti Mbah Hamid dll. Tetapi ada satu legenda yang cukup terkenal di kota Pasuruan yaitu Mbah semendi. siapa itu Mbah Semendi?, Bagaimana sih sejarahnya?.

SIAPA ITU MBAH SEMENDI?

Mbah Soleh semendi atau dikenal Mbah Semendi berdarah asli Cirebon yang merupakan putra dari Sultan Hasanuddin bin Sunan gunung Jati, yang di mana ayah beliau sultan Hasanuddin, merupakan pendiri sekaligus Sultan pertama dari Kesultanan Banten berkuasa sejak tahun 1552 sampai 1570. Kakek Mbah Semendi adalah salah satu tokoh wali songo yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara khusunya di daerah Cirebon dan sekitarnya Bernama Sayyid Al-Kamil atau Sunan Gunung Jati yang juga seorang Sultan dari Kesultanan cirebon.

BAGAIMANA SEJARAHNYA?

Melihat secara singkat di atas bahwa garis keturunan Mbah Semendi bukan orang sembarangan. Status dan kedudukanya sebagai putra mahkota tidak menjadikanya terlena. Mbah semendi tergerak hatinya lalu meminta izin kepada sang ayah untuk berdakwah menyebarkan agama Islam di Jawa Timur khususnya Pasuruan. Saat itu Mbah Semendi tahu bahwa Pasuruan terkenal dengan agama Hindu dan Buddha dengan daerah Winangon sebagai pusatnya.

Sebelum berdakwah Mbah Semendi memikirkan strategi yang ampuh dan efektif . Salah satu strateginya yaitu menaklukkan tokoh spiritual atau pimpinan agama di situ. Salah seorang tokoh spiritual Buddha Mbah Labu Genni berhasil ditaklukkan usai menjalani duel spiritual. Karena Mbah Labu Geni kalah dalam adu ilmu kanuragan maka konsekuensinnya harus menepati janjinya yakni mengikuti ajaran yang menang dan menjadi murid Mbah Semendi. Pertimbanganya, jika berdakwah kepada perseorangan terlalu sulit, selain itu andai ada yang sudah memeluk islam bila dibentak oleh pemimpin mereka akan mudah Kembali keagama semula. Hingga kabar tersebut meluas dan banyak dari pengikut Mbah Labu Geni mengikutinya.

Strategi selanjutnya setelah menaklukkan pemimpin spiritual mereka. Mbah Semendi mendirikan surau atau langar guna sebagai pusat penyebaran dan dan tempat berkumpul para pengikutnya. Mbah Semendi berpesan "Barang siapa yang tidak mau mengikuti ajaranya, maka harus pergi dari padepokan".

Kemudian surau yang dulunya sebagai tempat berkumpul para pengikutnya akhirnya menjadi tempat masyarakat belajar mengaji pada Mbah Semendi. Lambat laun banyak masyarakt luar yang berdatangan untuk memperdalam ilmu agama kepada Mbah Semendi. Salah satu santrinya adalah Mbah sulaiman Mojoagung dan Mbah Arif Segoropuro, serta kakak-beradik putra dari Syarifah Khodijah binti Sunan Gunung Jati.

Habib soleh atau dikenal dengan nama Mbah Semendi wafat pada abad ke-18. Tidak ada informasi yang akurat menegani tahun pasti wafatnya Mbah semendi. Makamnya terletak di Jl.Raya Bandaran No.2, Dsn.Bandaran, Ds.Winangon Lor, Kec.Winangon, Pasuruan, Jawa timu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun