Mohon tunggu...
Muhammad Rizqi Fadillah
Muhammad Rizqi Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Big Data dalam Fasilitas Pelayanan Kesehatan Indonesia

3 Desember 2023   14:25 Diperbarui: 3 Desember 2023   19:42 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi demi keberlangsungan hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan masyarakat Indonesia berdampak signifikan dalam aspek lain di kehidupan. Maka dari itu, kemajuan dalam bidang kesehatan merupakan sebuah investasi. Investasi tersebut dapat berupa baik peningkatan maupun pengembangan kualitas layanan kesehatan yang dimiliki. Salah satu bentuk investasi tersebut adalah dengan pemanfaatan teknologi big data dalam pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia.

Big data merupakan sebuah kombinasi teknologi yang dapat mengelola data yang beragam dalam jumlah besar, dengan kecepatan yang tepat, dan pada saat yang tepat untuk keperluan analisis dan reaksi. Berbeda dengan data biasa, big data memiliki lima ciri khusus: variety (keragaman), velocity (kedinamisan), volume (jumlah besar), value (nilai tinggi), dan veracity (kerentanan untuk tidak akurat/tidak valid jika tidak dianalisis secara mendalam). Data yang terdapat dalam big data memiliki jumlah yang besar, kompleks, variatif, dan aktual. Data-data dengan jumlah besar tersebut dapat diperoleh dari rekaman elektronik medis, data gambar medis, data genetik, dan data behavioral. Dari sumber-sumber tersebut, dengan pengelolaan yang tepat, big data dapat diimplementasikan dalam fasilitas pelayanan kesehatan.

Peran big data dalam kesehatan masyarakat dapat berupa pengawasan penyakit. Pengawasan penyakit pasien dapat dilihat dari rekam elektronik medis serta pengawasan secara langsung. Dengan data dalam jumlah besar yang telah terintegrasi pada beberapa fasilitas pelayanan kesehatan, dokter dapat melihat dan mengubah data secara langsung jika terdapat perubahan status pada pasien. Big data juga dapat memberikan informasi demografis masyarakat secara umum. Dengan data informasi masyarakat tersebut, big data dapat memprediksi risiko kesehatan. Seperti data jumlah penduduk, ketepatan perkiraan tingkat risiko kesehatan dapat meningkat seiring dengan banyaknya data yang diperoleh. Terlebih lagi, perkembangan teknologi kecerdasan buatan menjadi semakin canggih baru-baru ini juga dapat memperkuat proyeksi prediksi kesehatan. Dalam pengembangan inovasi dan teknologi dunia kesehatan, big data memiliki kemampuan serta potensi untuk membantu penemuan obat. Dengan memanfaatkan penggabungan data historis, data yang diperoleh secara langsung, dan data prediktif, para ilmuan dapat mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan kemungkinaan lain dalam melakukan kegiatan uji coba. Data-data tersebut kemudian dapat diupload dan dilindungi oleh big data untuk mencegah terjadinya kebocoran.

Potensi big data  di Indonesia dapat terbukti dengan implementasi program Jaminan Kesehatan Nasionnal (JKN). Sebagai lembaga jaminan kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) memerlukan sebuah wadah untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak dan dapat memuat data yang besar. Maka dari itu, terbentuklah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 1 Januari 2014. Berkat upaya pemerintah serta partisipasi masyarakat, BPJS mencatatkan jumlah peserta JKN mencapai 262.865.343 pada 1 September 2023. Pencapaian tersebut tidak dapat dianggap remeh dikarenakan angka tersebut telah mencakup lebih dari 90 persen jumlah penduduk Indonesia.

Meskipun big data memiliki banyak manfaat serta potensi dalam bidang kesehatan, big data tetap memiliki tantangan sendiri yang perlu dihadapi seperti ketertinggalan di bidang teknologi. Pelayanan kesehatan di Indonesia cenderung tertinggal dalam mengadopsi teknologi. Terlebih lagi, masih banyak daerah di Indonesia yang belum mendapatkan pelayanan internet yang memadai. Di samping itu, keamanan digital di Indonesia masih tergolong sangat minim. Hal tersebut dapat dilihat dari kasus data Komisi Pemilihan Umum serta Kementrian Komunikasi dan Informatika yang telah diretas oleh hacker pada tahun 2023. Maka dari itu, pengimplementasian big data yang memerlukan teknologi cloud dengan kapasitas tinggi akan lebih sulit untuk berkembang jika tidak diiringi oleh peningkatan keamanan cyber security yang dimiliki Indonesia.

Referensi

Aprilius, W. (2015). Big Data dan Perawatan Kesehatan Studi Awal Menuju Perawatan Kesehatan Masa Depan. Ultima InfoSys: Jurnal Ilmu Sistem Informasi, 6(1), 64-70.

Sulaiman, T. W., Fitriansyah, R. B., Alaudin, A. R., & Ratsanjani, M. H. (2023). LITERATURE REVIEW: PENERAPAN BIG DATA DALAM KESEHATAN MASYARAKAT. SATUKATA: Jurnal Sains, Teknik, dan Studi Kemasyarakatan, 1(3), 129-138.

Untari, P.H. (2023, 4 September). Peserta BPJS Kesehatan Tembus 262 Juta per 1 September 2023. Diakses pada 2 Desember 2023, dari finansial.bisnis.com/read/20230904/215/1691331/peserta-bpjs-kesehatan-tembus-262juta-per-1-september-2023

Yumna, A., Saputri, N. S., & Anbarani, M. D. (2020). Mendalami Peran Big Data Dalam Optimalisasi Kualitas Program Jaminan kesehatan Nasional (JKN). Jurnal Semeru, 2(3).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun