Mohon tunggu...
Rizky Dian Nugraha
Rizky Dian Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga

Pemuda tersesat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Ali Syari'ati terhadap Orang Bekerja yang Hanya Berorientasi pada Dunia Saja

28 Oktober 2022   11:02 Diperbarui: 28 Oktober 2022   11:20 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Rizky Dian Nugraha

NIM : 21107020047

Makul : Teori Sosiologi Modern

Kelas : B Sosiologi

Ulangan Tengah Semester Teori Sosiologi Modern

Sebelum masuk pada pembahasan, mari kita mengenal dulu siapa Ali Syari'ati. Ali Syari'ati merupakan salah satu pemikir Islam yang penting pada abad 20. Ali Syari'ati lahir di Iran pada tanggal 23 November 1933 bertepatan ketika ayahnya menyelesaikan studi keagamaan dasarnya dan mengajar di sekolah dasar di desa Mazinan, pinggiran kota Masyhad dam Sabzavar, Provinsi Khorasan, Iran. Yang terletak di tepi gurun pasir Dasht I Kavir, I sebelah timur laut Iran. Ali Syari'ati lahir dari keluarga ulama, Ayahnya bernama Taqi Syari'ati adalah seorang ulama yang mempunyai silsilah Panjang keluarga ulama. Dia termasuk dari keturunan keluarga terpandang yang menurut garis jalur nasabnya, termasuk keturunan para pemuka agama di Masyhad. Pada tahun 1940 mulai bersekolah di sekolah dasar negeri di kota Masyhad. Tahun 1950 ia melanjutkan pendidikannya di sekolah Pendidikan guru selama dua tahun. Tahun 1952, Syari'ati memulai karirnya sebagai guru di desa Ahmad Abad, dekat Masyhad. Pada tahun 1956, ia melanjutkan studi di fakultas sastra di Masyhad dan pada tahun ini juga ia memperoleh gelar sarjana muda. Pada tahun 1960 ia mendapat beasiswa dari pemerintah Iran unuk belajar di Universitas Sorbonne, Prancis. Ali Syari'ati meninggal pada tanggal  19 Juni 1977 di Southampton, Inggris.

Saya mewawancarai salah satu mahasiswa program studi Ilmu Hadits UIN Sunan Kalijga mengenai pendapatnya. Saya bertanya "bagaimana pendapat anda mengenai orang yang bekerja yang hanya untuk memenuhi kepuasan dunia semata ?". Mahasiswa tersebut menjelaskan, Konsep yang diajarkan ketika kita bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan kita, jika kita tidak bekerja maka kita tidak bisa memenuhi kebutuhan kita. Itu adalah konsep bekerja yang diajarkan oleh Barat kepada kita. Baik itu konsep liberalism, kapitalisme maupun marxisme. 

Pemikiran-pemikiran barat mengandung sekulerisme terhadap semua aspek kehidupan baik itu dalam hal politik, sosial, ekonomi bahkan dapat dikatakan pada semua aspek kehidupan. Liberalisme mengajarkan kepada kita dalam pemikirannya yaitu melakukan kebebasan manusia tanpa adanya campur tangan tuhan. 

Jadi, kekuasaan Tuhan dianggap sebagai pembatas manusia atau halangan untuk melakukan hal-hal yang akan dilakukan manusia. Naluri manusia tidak mau diperintah atau didekte oleh agama maupun Tuhan dalam urusan kesehariannya terutama dalam hal bekerja. Orang-orang barat ketika bekerja hasilnya luar biasa. Mereka rata-rata adalah orang kaya, tapi mereka kaya karena hanya untuk mencari kepuasan. Selain kapitalisme dan liberalisme yang mengajari tentang konsep-konsep tersebut, marxisme mengajarkan sistem sama rata dan sama rasa. Jadi, jika dalam suatu negara ada orang kaya, maka negara boleh menjarah harta tersebut untuk dibagikan kepada orang yang kurang mampu.

Sebenarnya agama tidak menjadi pembatas kita dalam bekerja. Mereka beranggapan, kita orang yang beragama adalah orang yang malas bekerja karena berpangku pada takdir. Jika kita memahami agama dengan benara, sebenarnya agama menyuruh kita bekerja dan tidak berpangku tangan pada takdir. Konsep dan pemikiran orang barat, mereka berfikir agama dan Tuhan menghambat mereka dalam kebebasan berekspresi. Padahal jika ditelaah kembali agama mengajarkan bahwasanya Tuhan memang menakdirkan tapi juga Tuhan memberikan kekuasaan kepada manusia dalam menentukan takdirnya. Dalam Islam sudah jelas diajarkan untuk bekerja tidak berpangku tangan kepada takdir Tuhan. Tetapi orang Barat memandang kita terlalu berpangku tangan pada takdir dan agama sebagai penghambat manusia dalam berekspresi. Jadi orang barat memisahkan antara agama dan dunia sendiri-sendiri.

Ali Syari'ati yang merupakan lulusan universitas di Prancis paham dengan konsep pemikiran-pemikiran para kaum liberalis, kapitalis, dan marxisme. Jadi, disini Ali Syari'ati membantah dan mengkritik konsep atau teori orang-orang barat. Bahwasanya dalam beragama (Islam) diajarkan untuk tidak berpangku tangan kepada takdir. Sosiologi pemikran Syari'ati adalah ingin membangun konsep sosiologi yang berbasiskan ketuhanan, yang implikasinya untuk memanusiakan manusia. Pemikiran sosiologi Ali Syari'ati sendiri berasal dari pengalaman hidupnya dalam mengkritik kaum liberalis, kapitalis, dan marxisme. Islam mempunyai konsep masyarakat sendiri sehingga bisa menciptakan sosiologi Islam Syari'ati. Sosiologi Syari'ati sendiri ialah menggabungkan antara Ilmu dan agama yang bertujuan untuk melayani masyarakat yang membuahkan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun