Kalah sudah hukum alam, siapapun Timnas negara elit, pernah merasakan kekalahan. Tak ada terbesit saling menyalahkan, karena banyak faktor yang membuat mereka kalah. Namun Timnas U19 untuk saat ini harus dilindungi dari kekalahan memalukan dengan hal non teknis.
Membela PSSI sama saja membela inkonsisten dalam meracik jadwal menuju tingkat 'mendunia'. Kalau sekedar ingin menggapai TROPHY HBT, menyenangkan fans, pembuktian Tim U19 Hebat, bukan masanya lagi. Mereka harus dilindungi dari kekalahan yang membuat recovery ke arah performa terbaik mereka. Boleh mereka kalah dengan catatan sebagai proses mensejajarkan diri dalam level tingkat dunia, bukan ASEAN.
Kalau kalah dalam level tak naik, Butuh waktu yang tidak singkat, kepercayaan diri otomatis berkurang, sudah kecewa tidak berangkat ke Cotif, tidak bisa mengembangkan permainan, kini mereka serba-salah, seolah mereka sapi perah, sekedar pemuas fans U19 yang haus akan kejayaan TIMNAS yang terpuruk, tak pernah menjuarai AFF, kini setelah level lebih tinggi ingin dicicipi, dihancurkan impian mereka.
Bukan hanya Timnas garuda muda saja yang kecewa tidak ke Spayol, penggemar yang ingin melihat kemampuan U19 melanglang buana ke tingkat 'elit' terganjal ulah PSSI, alasan cuma karena 2x 35 menit. Padahal dibalik itu semua PSSI mau mengekplotasi mereka, sudah terlanjur terikat kontrak dengan salah satu stasiun TV.
Sadarlah PSSI, jangan karena keinginan sesaat, menyombongkan diri seolah kita hebat, melenyapkan impian mereka menuju negara Sport science, sebagai tolak ukur yang sangat tepat dalam meng'efisien'kan waktu, sesuai dengan tingkat kebugaran dalam usia tersebut.
Jadi Kami tidak pernah menyalahkan U19, yang kami salahkan PSSI tidak konsisten membuat jadwal, menghancurkan impian anak bangsa...
Salam MARAH...
