Mohon tunggu...
RIZKY PUTRI MAHARANI
RIZKY PUTRI MAHARANI Mohon Tunggu... Sarjana Pendidikan

Manusia yang sedang berjuang menjadi sosok guru yang patut diteladani

Selanjutnya

Tutup

Film

Etika Bermedia Sosial dalam Drama Jepang "Mr. Hiiragi's Homeroom"

21 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 20 Januari 2025   12:30 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika membuka media sosial, seperti Instagram dan TikTok, kita pasti pernah membaca komentar warganet, "SDM Rendah". Komentar tersebut pada umumnya ditujukan pada sebagai warga Indonesia yang memberikan komentar tidak sesuai konten yang dikomentari ataupun menanyakan sesuatu yang sudah ada dalam konten. Tak jarang juga warganet yang memberikan komentar jahat bahkan sebelum mengetahui kebenarannya alias termakan hoax.

Masalah terkait komentar jahat di media sosial ini ibarat virus yang belum ditemukan obatnya. Yang lebih miris lagi, komentar jahat ini dilontarkan tidak memandang umur, baik yang melontarkan maupun yang dituju. Fenomena ini tidak hanya dialami di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara. Salah satunya seperti tercermin dari drama asal Negeri Matahari Terbit, "Mr. Hiiragi's Homeroom".

"Mr. Hiiragi's Homeroom" merupakan serial drama yang tayang pada tahun 2018 silam dan memiliki 10 episode. Drama ini menceritakan tentang seorang guru seni bernama Ibuki Hiiragi (diperankan oleh Masaki Suda) yang bekerja di sebuah SMA. Hiiragi menjadi guru wali kelas 3-A. Sepuluh hari menjelang hari kelulusan, Hiiragi menjadikan seluruh murid kelas 3-A sebagai tawanan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan ini berkaitan dengan kematian salah satu murid di kelas tersebut, Reina Kageyama (diperankan oleh Moka Kamishiraishi).

Kageyama merupakan seorang atlet renang yang memenangkan kompetisi renang tingkat nasional. Ia berteman baik dengan Sakura Kayano (diperankan oleh Mei Nagano), salah satu murid di kelas yang sama. Namun, suatu hari sebuah video yang memperlihatkan Kageyama melakukan doping tersebar di media sosial, meskipun Kageyama menyangkalnya. Karena hal tersebut, ia menjadi korban bullying yang dilakukan oleh teman sekelasnya. Kayano yang merupakan teman baik Kageyama juga diancam agar tidak berteman lagi dengan Kageyama atau ia juga akan dirundung. Kayano memutuskan untuk menjauhi Kageyama. Pada akhirnya, Kageyama memilih untuk melakukan bunuh diri.

Penonton disuguhkan dengan suasana menegangkan di awal cerita dan disajikan misteri yang tiap episode semakin membangkitkan rasa penasaran. Setiap episode drama ini terfokus pada masalah salah satu murid. Pesan menyentuh disampaikan oleh Hiiragi dengan penuh perasaan ketika menyelesaikan masalah muridnya. Salah satu pesan yang berkesan bagi penulis terdapat pada episode 2.

Episode 2 berfokus pada karakter murid bernama Kaho Usami (diperankan oleh Rina Kawaei). Kaho pernah dekat dekat Kageyama, tapi Kageyama menolak untuk berteman dengannya tanpa memberikan penjelasan. Kageyama justru memilih berteman dengan Kayano. Karena hal tersebut, Kaho melakukan bullying terhadap Kageyama. Ia menuliskan komentar-komentar jahat tentang Kageyama di media sosial, menggunting bajunya, dan melempari jendela kamarnya dengan batu. Pada malam kedua kelas 3-A ditawan, Hiiragi mengungkapkan bahwa Kageyama menceritakan penyesalannya kepada Hiiragi. Kageyama menyesal, harusnya ia mengatakan pada Kaho alasannya tidak ingin berteman. Ia justru menyalahkan dirinya atas apa yang Kaho lakukan padanya.

Hiiragi pun berkata, "Kekuranganmu adalah imajinasi. Jika ada seseorang yang memecahkan jendela kamarmu, jika ada seseorang yang menggunting bajumu, bagaimana perasaanmu? Jika seseorang menulis unggahan palsu atau membuat tuduhan tak berdasar mengenai dirimu, seberapa dalamkah kamu akan terluka? Kamu gagal membayangkan rasa sakit dan penderitannya."

Penulis setuju dengan perkataan Hiiragi. Pelaku perundungan kurang imajinasi atau kemampuan untuk membayangkan. Mereka tidak bisa atau mungking tidak mau membayangkan bagaimana jika seseorang melakukan perbuatan jahat yang mereka lakukan kepada diri mereka. Andai mereka berhasil membayangkan itu dan merasakan rasa sakit yang diderita atas perbuatan jahat itu, tidak akan ada yang namanya perundungan.

Ini adalah salah satunya pesan yang terdapat di drama Mr. Hiiragi's Homeroom di antara banyak pesan menyentuh lainnya. Secara keseluruhan drama ini ingin menyampaikan pesan untuk bijak dalam bermedia sosial. Satu ketikan atau komentar jahat yang kita lontarkan, bisa jadi menjadi alasan seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Maka dari itu, sebagai masyarakat yang baik, kita harus menggunakan media sosial dengan bijak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun