Aku berkeliaran malam itu, Â kesepian, dalam sebuah ruangan. Kuperhatikan perlahan. Â Oh, Â itu ruang hatiku sendiri. Aku berkeliling mencarimu, tapi tak ku dapati parasmu di sana, tuan. Aku terus mencari di ruang luas dan pengap itu. Â
Terakhir kali ku ingat, kau masih polos dan tak percaya diri. Kau kaku dan tak banyak bicara. Â Tapi, aku rindu juga tatap hangat matamu tuan. Jadi, Â aku terus mencari.Â
Aku sampai disuatu pintu yang ternyata pintu hatiku sendiri. Sejenak aku teringat, kau sudah lama pergi.Â
Pintu itu berkarat, tuan. Â Tak pernah lagi ku buka sejak kepergianmu. Bukan karena aku terlalu angkuh menganggap mereka hanya angin lalu saja. Tapi, Â mereka bukan kau, tuan.Â