Mohon tunggu...
Rizky Febriana
Rizky Febriana Mohon Tunggu... Konsultan - Analyst

Senang Mengamati BUMN/BUMD dan Pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Indonesia Versus Tiongkok

11 Januari 2020   18:45 Diperbarui: 12 Januari 2020   06:04 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apel Kesiapsiagaan TNI yang dipimpin oleh Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan | (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Morgono | Sumber: Dokumentasi TNI via Kompas)

Dipikirnya berperang itu ringan. Tidak semudah itu "ferguso". Jutaan orang bahkan tidak menyadari karena setidaknya ada tiga (3) pilar kekuatan yang harus disiapkan dengan matang.

Pertama, TNI yang tangguh dan profesional. Kalau untuk urusan kemampuan intelegensi, fisik, dan teknik gak ada yang meragukan jiwanya TNI. Kita semua sepakat dengan yel TNI, "Jangan...jangan... jangan... jangan ragukan jiwaku ini."

Misalnya, kemampuan TNI khususnya AD dalam menembak juga tidak diragukan lagi. Juara 12 kali berturut-turut AASAM (Australian Army Skill At Arms Meeting). 

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jepang, dan Korea juga ditaklukan dalam kemampuan teknik menembak.

Kalau dari sisi jumlah, meski angkatan bersenjata Indonesia kalah banyak dibandingkan China. Tetapi betapa banyak contoh yang sedikit mengalahkan yang banyak. Jepang contohnya, pernah menjajah China juga Indonesia.

Global Firepower memproyeksikan personel militer Indonesia sebesar 800 ribu orang yang terdiri dari 400 ribu personel aktif dan 400 ribu personel cadangan. Sementara China 2,2 juta militer aktif dan 510 ribu personel cadangan.

Hanya dari alutsista (alat utama sistem senjata) yang kita perlu memperhitungkan kembali. Karena era modern saat ini, cara berperang sudah jauh berbeda, tidak lagi mengandalkan jumlah, justru setiap negara berlomba-lomba meningkatkan kemampuan peralatan dan keragaman alutsista tempurnya.

Dalam sebuah cuplikan tayangan Mata Najwa (08/01/2020), kapal Bakamla Indonesia yang head to head dengan Coast Guardnya China hanya dipersenjatai dengan keris. Entah bercanda atau tidak, tetapi itulah gambaran alutsista kita Indonesia. Miris.

Secara keseluruhan, berdasarkan data Global Firepower tahun 2019, Indonesia menempati urutan 16 dengan index 0,28 sementara China di urutan 3 dunia dengan index 0,067.

Kedua, kekuatan industri pertahanan nasional. Nah ini juga berat. Alutsista yang canggih sumbernya adalah industri pertahanan nasional yang juga kuat dan mandiri.

Apa yang gak bisa China produksi saat ini? Nggak ada. China bisa semua, kecuali menghidupkan orang mati. Hehe..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun