Mohon tunggu...
Rizky Alianda
Rizky Alianda Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UINSU Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris

You can if you believe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengurangi Penggunaan Media Sosial untuk Menghindari Hal yang Tidak Diinginkan

14 Agustus 2020   14:16 Diperbarui: 14 Agustus 2020   15:00 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam kehidupan modern, media sosial berkembang pesat.  Ini digunakan oleh banyak orang di seluruh dunia.  Media sosial sangat populer di kalangan anak muda.  Namun, masih banyak anak muda yang tidak bisa mengontrol diri dan kecanduan media sosial.  Kecanduan media sosial memiliki banyak efek serius, termasuk kebiasaan belajar yang buruk, hidup jauh dari kenyataan, dan kesehatan yang buruk.

Pertama, kecanduan media sosial membuat anak muda mendapat nilai jelek dalam belajar. Karena media sosial, banyak siswa yang tadinya siswa berprestasi menjadi siswa yang buruk.  Setiap hari, para siswa ini datang ke kelas, tetapi mereka tidak fokus belajar.  Saat guru mereka mengajar, mereka menggunakan ponsel untuk menjelajahi Facebook, Instagram atau mengobrol dengan teman di Messenger. Mereka selalu mengecek ponselnya setiap lima menit untuk melihat apa yang sedang terjadi di media sosial.  Jika anak muda menggunakan media sosial di kelas, bagaimana mereka bisa mendengarkan guru dan memahami apa yang dikatakan gurunya?  Apalagi tidak hanya di sekolah tapi juga di rumah para siswa muda yang kecanduan media sosial ini tidak melakukan latihan atau membaca pelajaran baru sebelum berangkat sekolah, karena sibuk dengan media sosial.  Misalnya, Andrea, seorang anak laki-laki dari Medan, yang kecanduan media sosial.  Di masa lalu, dia adalah seorang siswa pekerja keras.  Dia selalu mengerjakan semua pekerjaan rumah dan bersiap untuk pelajaran baru, jadi dia mendapat nilai A.  Namun, semuanya berubah sejak dia mulai terlalu banyak menggunakan media sosial.  Di kelas, alih-alih mendengarkan profesor, dia selalu memposting foto selfie di Facebook dan Instagram.  Di rumah, dengan daya tarik media sosial, ia terus menggunakan ponselnya dan tidak belajar atau mengerjakan tugas.  Akibatnya, pada ujian tengah semester dan ujian akhir, dia hanya mendapat nilai C dan D.  Kecanduan media sosial menyebabkan kebiasaan buruk dalam belajar.  Itu dapat mengubah seorang muda dari siswa yang berprestasi menjadi siswa yang buruk.

Kedua, anak muda yang kecanduan media sosial bisa hidup jauh dari kenyataan.  Karena menggunakan ponsel seharian, mereka tidak memiliki waktu untuk beraktivitas di luar ruangan seperti berolahraga atau berkemah. Alih-alih pergi keluar untuk bertemu teman atau berbicara dengan orang tuanya, orang-orang ini suka mengobrol dengan teman di media sosial.  Mereka hanya tinggal di rumah dan mengupdate berita mereka di media sosial. Mereka memposting status atau foto untuk dibagikan dengan teman-teman mereka di media sosial.  Lambat laun, mereka hanya akan hidup di dunia maya. Misal contoh yang lain Anisa, seorang remaja di Medan. Ketika ibunya membelikannya ponsel untuk ulang tahunnya yang ke 18, dia menjadi orang yang kecanduan media sosial.  Dia tidak pergi berenang dengan teman-temannya selama akhir pekan.  Dia jarang berbicara dengan orang tuanya.  Selama liburan keluarga, dia selalu mengambil foto makanan dan tempat-tempat yang dia kunjungi dan memberitahu teman-temannya di Facebook atau Instagram. Sekarang, dia memposting status perasaannya dengan foto di media sosial setiap hari.  Hidupnya sering diperbarui di media sosial.  Media sosial dianggap sebagai dunia tempat dia tinggal, dunia tempat kita berkomunikasi hanya melalui ikon, komentar, dan like.

Dan terakhir, terlalu banyak menggunakan media sosial akan berdampak serius bagi kesehatan.  Karena anak muda kecanduan media sosial, mereka akan tidur larut malam untuk membaca berita di Facebook atau mengobrol dengan teman.  Begadang memang berbahaya bagi kesehatan, khususnya otak.  Jika anak muda tidak cukup tidur, kesehatannya akan sangat terpengaruh dengan penurunan berat badan atau selalu merasa lelah.  Otak mereka juga tidak akan bekerja secara efektif dan mereka akan berada dalam kondisi mengantuk.  Apalagi, kecanduan media sosial bisa menimbulkan depresi pada usia muda.  Saat anak muda menggunakan media sosial, mereka akan melihat orang lain di media sosial.  Jika anak muda melihat orang lain yang lebih baik dari mereka dalam penampilan atau bakat, mereka bisa merasa rendah diri.  Anak-anak muda ini bisa saja iri pada orang-orang yang lebih terkenal atau pintar dari mereka, dan mereka juga merasa malu pada diri mereka sendiri.  Mereka selalu bertanya-tanya mengapa mereka tidak bisa menjadi luar biasa, berbakat atau cantik seperti orang lain.  Karena itu, mereka merasa tertekan, stres dan tertekan.  Masalah mental ini sangat berbahaya bagi kaum muda karena masalah mental tersebut menyebabkan para pemuda kehilangan akal dan akhirnya memilih kematian.

Artikel ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas individu dari KKN-DR UINSU 20202

Rizky Alianda (0304173186)

Kelompok 162

DPL: Dr. Nispul Khoiri M.Ag

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun