Mohon tunggu...
rizky agung
rizky agung Mohon Tunggu... Mahasiswa aktif Universitas Airlangga

Mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat 25'

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orang tua lalai berdampak pada penurunan fungsi vital pada anak

15 Agustus 2025   09:46 Diperbarui: 15 Agustus 2025   10:34 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teknologi baru terus bermunculan dari masa ke masa dan telah membawa berbagai perubahan bersamaan dengan fenomena ini. Salah satu perubahan yang sangat signifikan ialah kemudahan dalam beraktivitas sebagaimana kita ketahui dengan hadirnya gadget dalam kehidupan sehingga kita tak perlu lagi melaksanakan semua kegiatan dengan hadir ditempat namun ini malah membuka babak baru terkhusus anak kecil. Gadget  mengeluarkan suatu pancaran radiasi sinar biru dan ternyata sinar ini dapat merusak siklus tidur, daya lihat(saputra et al, 2022) dan menurut Priantari Swatika dalam jurnal “PENGARUH PENGGUNAAN GADGET TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK” terpapar sinar biru secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama juga bisa menghambat perkembangan psikologi pada anak. 

Fenomena ini terjadi secara masif karena orang tua tega membiarkan anak kecil bermain gawai padahal nyatanya mereka hanya ingin agar anak bisa duduk diam dan tidak merepotkan. Tercatat sebanyak 3,6 juta anak mengalami kelainan refraksi(Kemenkes, 2024)dan sebagian besar disumbang oleh anak yang orang tuanya lalai dalam pemberian gawai dan hal ini membuat saya berpikir apakah mereka tidak memikirkan masa depan sang anak. Jika diteruskan begini masa depan bangsa Indonesia menjadi taruhannya. Lantas langkah apa yang perlu diambil untuk mencegah bencana ini.

Kegiatan sosialisasi perlu diadakan secara konsisten dan layanan kesehatan daerah perlu melakukan suatu kegiatan yang mana sebagai wadah para anak kecil berkreasi dan sarana lepas dari gawai mereka. Pemerintah juga perlu untuk melakukan riset per-aturan tentang batas usia minimal dalam mengoperasikan gawai atau masa pakai maksimal gawai dalam sehari. Jika hal dasar diterapkan dengan benar dan bijak maka harapannya penderita kelainan refraksi dapat ditekan dari semua rencana ini akan menjadi sia-sia jika masyarakat tak memiliki pandangan yang sama untuk itu diharapkan semua kelompok masyarakat ikut ambil posisi dalam mengamankan aset masa depan negara kita semua.

keywords=Kelainan fraktura, siklus tidur

Refrences

1.  dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, 2019, “Sayangi Mata Anak Sedari Dini untuk Investasi Masa Depan”, Kemenkes

2. S. Sudarti et al, 2022, “RESIKO RADIASI BLUE LIGHT TERHADAP SIKLUS TIDUR DAN
PENGARUHNYA PADA MATA MANUSIA”, Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

3. Priantari Swatika, 2019, “PENGARUH PENGGUNAAN GADGET TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK”, Holistika

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun