Mohon tunggu...
Rizky Adi Prasetyo
Rizky Adi Prasetyo Mohon Tunggu... Seminaris Medan Pratama

Aku adalah seminaris Seminari Menengah Mertoyudan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perjalanan Panggilanku Menjadi Seminaris

17 Oktober 2025   08:51 Diperbarui: 17 Oktober 2025   08:51 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi penulis

Semua itu dimulai semenjak kelas 5 SD. Di gereja saya ada Romo yang semangat nya sangat luar biasa. Beliau berasa dari Wonosobo dan merupakan orang yang sangat pintar dan cerdas. Pada saat itu saya kagum melihat beliau memimpin umatnya di tengah-tengah Pandemi Covid-19. Setelah ayah saya meninggal, saya sering bertemu dengan om saya sejenak kami berbicara mengenai beliau dan pada saat itu juga om saya menceritakan pengalamannya ketika juga merasa terpanggil menjadi Imam dan sampai menjadi Seminaris di Sumatera, namun beliau tidak memilih melanjutkan. Dalam jangka waktu yang sangat lama dari kelas 5 SD akhir sampai kelas 7 pertengahan, saya tidak mendengar kembali nama Seminari. Bahkan saya sudah tidak berpikiran lagi untuk menjadi Romo pada saat itu.

Hingga pada saat saya kelas 7 ada guru Agama saya yang merupakan eks Seminaris di Seminari Mertoyudan yang sangat menginspirasi saya. Dalam setiap pembelajaran, beliau selalu menjelaskan menggunakan analogi-analogi yang dapat dipahami oleh semua murid dengan mudah. dan di setiap materi itu, beliau selalu menyuruh kami membuat konklusi pribadi mengenai inti dari materi tersebut sehingga kami pun dapat mengendapkan dasar-dasar teori Agama Katolik. Dan dalam penjelasan, beliau selalu memberikan contoh konkret yang dekat dengan kehidupan kami sehari-hari. Beliau pun merupakan orang yang sangat baik hati terhadap sesama. Tahun 2023-2024 beliau menjadi wali kelas saya di kelas 8 SMP sehingga saya memiliki banyak waktu untuk bertemu dengan beliau. Pada suatu ketika ada teman saya yang mau masuk Seminari juga dan ketika itulah saya mengenal kembali Seminari. Saya sempat berbincang-bincang kepada guru Agama saya itu mengenai Semninari, di situ beliau menjelaskan bahwa beliau dahulu pernah bersekolah di Seminari Mertoyudan dan saya berpikir bahwa sifat-sifgat baik, rendah hati, dan suka mendengarkan sesama beliau adalah didikan Seminari. Dari pembicaraan tersebut saya mulai mencari tau sendiri mengenai Seminari Mertoyudan. Dan saya ingin masuk ke Seminari dengan harapan dapat berubah menjadi pribadi yang rendah hati dan mendengarkan sesama.

Titik dimana saya benar-benar memutuskan untuk mendaftar Seminari adalah di saat liburan kenaikan ke kelas 9. Pada kala itu saya masih aktif di misdinar dan gereja saya mendapatkan Romo baru pindahan dari KAJ. Beliau orangnya sangat asik, tidak kaku, dan sangat dekat dengan orang-orang muda. Saya selalu mengobrol dengan beliau ketika bertemu serta saya mengungkapkan bahwa saya ingin masuk Seminari, beliau sangat mendukung saya. Karena beliau, panggilan saya menjadi sangat kuat untuk masuk Seminari. Dan beliau pula yang menginspirasi saya untuk menjadi Imam Serikat Jesuit. Beliau yang membuat saya mencari tau lebih dalam Serikat Jesuit. Kemudian sampai saya mendaftar di Seminari Mertoyudan bersama 3 orang teman yang lain. Puji syukur kepada Tuhan saya diterima di Seminari.  

Saya mendapat banyak dukungan eksternal. Dukungan eksternal yang paling dekat adalah keluarga. Teman-teman pun banyak mendukung saya, meskipun ada beberapa yang meragukan. Saya pun mengolah panggilan saya dengan berbincang-bincang terhadap guru Agama saya itu dan Romo di gereja saya itu. Hingga saya benar-benar masuk Seminari pada 13 Juli 2025.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun