Mohon tunggu...
Rizkya VikaMaretha
Rizkya VikaMaretha Mohon Tunggu... mahasiswa

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pancasila Ikut Ambil Peran Dalam Pendidikan Keolahragaan

7 Oktober 2025   23:59 Diperbarui: 7 Oktober 2025   23:59 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

         Pancasila adalah dasar moral utama dalam Pendidikan Keolahragaan (PJKR). Ia memastikan bahwa olahraga bukan hanya soal fisik atau prestasi, tapi juga soal punya karakter yang baik. Sila Ketuhanan mengajarkan kita untuk jujur dan patuh pada aturan main, karena kejujuran adalah bentuk integritas. Sementara itu, Sila Kemanusiaan mengajarkan kita untuk selalu memiliki sikap fair play dan menghargai semua orang yang terlibat, baik lawan maupun wasit. Dengan adanya landasan ini, PJKR menjadi benteng yang melindungi dunia olahraga dari hal-hal buruk seperti curang (doping) atau kekerasan di lapangan. Jadi, PJKR bukan sekadar melatih otot, tapi juga membentuk jiwa yang bermartabat.

        Peran Pancasila sangat terlihat dalam menyatukan bangsa, khususnya melalui Sila Persatuan Indonesia. Olahraga punya kekuatan unik untuk menghilangkan perbedaan suku, agama, atau daerah ketika kita semua bersatu mendukung tim nasional. Di level PJKR, ini berarti mahasiswa harus mengutamakan kerja sama tim dan solidaritas di atas ego pribadi. Sikap ini sangat penting agar tujuan bersama dalam tim bisa tercapai. Selain itu, Sila Keadilan Sosial mengingatkan kita bahwa semua orang berhak mendapat akses yang sama ke fasilitas dan pendidikan jasmani yang berkualitas. PJKR harus memastikan bahwa kesempatan untuk hidup sehat dan berprestasi dalam olahraga tersedia merata bagi semua rakyat Indonesia.

        Meskipun peran Pancasila sangat penting, dunia keolahragaan modern sering menghadapi tantangan besar yang mengancam nilai-nilai luhur ini. Kejar target prestasi instan dan tekanan ekonomi kadang membuat sebagian pihak mengabaikan etika, yang berujung pada kasus match fixing atau pemakaian zat terlarang. Di sinilah peran PJKR diuji: harus bisa menjadi program studi yang tidak hanya berfokus pada teknik dan strategi, tetapi juga tegas dalam menanamkan etika Pancasila sebagai benteng pertahanan. Mahasiswa harus diajari bahwa integritas jauh lebih berharga daripada kemenangan yang dicapai dengan cara curang.

       Penerapan Pancasila di PJKR harus dilakukan secara terintegrasi dalam setiap kegiatan. Ini berarti nilai-nilai Pancasila bukan hanya diajarkan di mata kuliah umum, tetapi juga disisipkan dalam praktik lapangan dan mata kuliah inti. Misalnya, dalam kuliah Teori Kepelatihan, dibahas bagaimana mengambil keputusan secara musyawarah (Sila Keempat) untuk menyelesaikan konflik tim. Dosen harus menjadi teladan etika Pancasila. Dengan cara ini, lulusan PJKR tidak hanya memiliki kemampuan teknis yang baik, tetapi juga menjadi pendidik yang berkarakter kuat dan berani menegakkan prinsip moral saat menghadapi godaan di dunia kerja.

      Kesimpulannya, Pancasila berfungsi sebagai kompas moral dan ideologis bagi Pendidikan Keolahragaan. Tujuannya adalah mencetak tenaga pendidik, pelatih, dan profesional olahraga yang tidak hanya kompeten, tetapi juga berjiwa nasionalis dan menjunjung tinggi karakter luhur bangsa. Ketika nilai-nilai Pancasila, mulai dari kejujuran hingga keadilan sosial tertanam kuat, PJKR akan berhasil melahirkan generasi yang mampu membawa Indonesia menuju prestasi olahraga yang bersih, bermartabat, dan benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa. Peran ini menjadikan PJKR sebagai salah satu pilar penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang sehat fisik dan mental.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun