Mohon tunggu...
Rizky ArahmatSyaputra
Rizky ArahmatSyaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya Olahraga pencak silat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Kain Khas Musi Banyuasin Upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal

26 November 2022   13:44 Diperbarui: 26 November 2022   14:09 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: redaksi meteorsumatera


Bangsa Indonesia kaya akan warisan budaya yang menjadi salah satu kebanggaan bangsa dan masyarakat. Salah satu dari warisan budaya yakni keragaman kain tradisional. Beberapa kain tradisional tersebut antara lain kain Songket dari Sumatera Selatan, kain Ulos dari Sumatera Utara, kain Batik dan Lurik dari Yogyakarta,kain Gringsing dan Endek dari Bali, dan kain Ulap Doyo dari Kalimantan Timur. 

Tidak bisa dipungkiri lagi, bila berbicara tentang kain sebagian besar orang masih akan menyebut kain batik sebagai icon kain popular. Padahal masih banyak berbagai jenis kain tradisional yang tidak kalah menarik. Salah satunya adalah Kain Gambo Kain Khas Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Proses Pembuatan kain gambo memakan waktu kurang lebih satu minggu untuk kain yang berukuran 3,5 meter. Dimulai dari proses pembuatan pola kain, Kain Gambo adalah produk yang menggunakan limbah getah gambir (gambo) sebagai bahan dasar pewarna dengan teknik pengerjaan ikat celup (Jumput) untuk menghasilkan warna yang menarik. Teknik ikat celup (jumput) menggunakan tali, untuk menghalangi bagian tertentu di kain agar tidak menyerap warna lain sebelum terbentuk motif.

Nama kain gambo diambil dari nama tanaman gambir, gambir sendiri biasa disebut gambo oleh orang Sekayu.Sejarah Munculnya kain gambo dimulai proses pencarian Icon daerah Musi Banyuasin (MUBA), sepertinya halnya dodol yang identik dengan kota Garut, maka Kabupaten MUBA terkenal dengan Icon Kain Jumputan Gambo. Kain gambo juga berpengaruh dalam proses terciptanya suatu produk dengan menggunakan bahan yang dimana sebelumnya dianggap limbah bagi para petani gambo yaitu getah gambo, untuk menjadi sesuatu yang bisa dimanfaatkan. 

Objek penelitian dalam laporan ini adalah kain jumputan gambo yang merupakan kain tradisional khas Kabupaten Musi Banyuasin. Penulis melakukan penelitian ini di UKM Ginde Sugih yang beralamat di Dusun I Desa Toman Kecamatan Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Menurut Sugiyono (2015) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel penelitian yang diangkat dalam penelitian ini yaitu variabel kualitatif yang hasilnya berdasarkan pengamatan yang dicatat oleh peneliti. Adapun analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data primer yang dimana data yang diperoleh penelitian secara langsung.

Pemberdayaan Masyarakat di lingkungan sekitar penulis yaitu adanya pelatihan pembuatan kain khas Gambo yang dilakukan oleh UKM Ginde Sugih. Dengan adanya UKM Ginde Sugih di Desa Toman membuat getah gambir yang semulanya dianggap limbah oleh para petani gambir (gambo) kini berubah menjadi suatu bahan yang bisa dimanfaatkan dalam proses pembuatan kain jumputan gambo. Kain jumputan gambo merupakan merupakan produk eco fashion yang dijadikan icon fashion khas Kabupaten Musi Banyuasin. Melalui beberapa tahapan pada proses pembuatannya, dimulai dari proses pembuatan pola, proses jelujur (jahit), proses penjumputan, proses perendaman kain dengan getah gambir (gambo), dan yang terakhir proses pengeringan kain. Setelah semua proses dilalui barulah proses berikutnya yaitu proses mengubah kain jumputan gambo yang merupakan bahan setengah jadi menjadi sebuah produk yang siap dipakai,seperti baju, tas, payung dan aksesoris lainnya.

Pengembangan kain jumputan gambo dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, peran promosi melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata di Kabupaten Musi Banyuasin, proses pengenalan kain jumputan gambo di lokal maupun nasional, dan pengembangan daya tarik wisata budaya proses pembuatan kain jumputan gambo kain tradisional khas kabupaten Musi Banyuasin. Faktor pendukung dalam pengembangan kain tradisional gambo dalam meningkatkan ekonomi lokal di Desa Toman Kabupaten Musi Banyuasin anatara lain, partisipasi masyarakat di Kabupaten Musi Banyuasin, dan peran pemerintah lokal di Kabupaten Musi Banyuasin. Faktor Penghambat dalam pengembangan kain tradisional gambo dalam meningkatkan ekonomi lokal di Desa Toman Kabupaten Musi banyuasin antara lain, kurangnya investor, produksi yang masih berskala kecil, dan kurangnya promosi di masyarakat lokal.

Dilihat dari perspektif pariwisata pengembangan kain jumputan gambo mengangkat kearifan lokal yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin yaitu tentang tanaman gambir (gambo) yang menjadi salah satu sumber mata pencarian masyarakat Desa Toman.

Dilihat dari perspektif bisnis kain jumputan gambo mampu merubah getah gambir yang semula dianggap limbah dan tidak bisa digunakan lagi kini dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan pewarna alami yang menghasilkan kerajinan tangan yang bernilai tinggi. Dalam satu bulan UKM Ginde Sugih mampu menghasilkan 200-300 meter kain jumputan gambo yang siap dijadikan berbagai macam produk mulai dari tas, baju, dan lain-lain. Hal itu memberikan kontribusi yang positif bagi para petani gambir (gambo) dan para pengrajin kain jumputan gambo dengan itu bisa membantu sedikit perekonomian keluarga.

Demikianlah artikel yang dibuat oleh penulis mengenai kondisi pemberdayaan masyarakat di lingkungan sekitar. Harapan kedepan semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai pemberdayaan masyarakat di daerah lingkungan sekitar. 

Tulisan ini di buat oleh :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun