Mohon tunggu...
Rizki Mubarok
Rizki Mubarok Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Seorang Melankolis Muda yang Gemar Bertualang dalam Sakralitas Peradaban Semu

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kanjuruhan Disaster: Fanatisme dan Tragedi dalam Sejarah Sepak Bola

3 Oktober 2022   19:44 Diperbarui: 3 Oktober 2022   20:36 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kini, sepakbola Indonesia sudah mati. Seorang ibu kehilangan anaknya, seorang bapak mencari keluarganya. Keluarga di rumah menanyakan kabar keluarga di stadion. Teman, kerabat, Pacar, Guru semuanya menanyakan kesayangannya di dalam stadion.

Haru pilu terbuai disana, tangisan kepedihan mengambang di awan hitam. Kini, tidak ada cinta di dalamnya. Kemenangan yang harusnya menjadi kebahagiaan menjadi malapetaka dalam keheningan. Keberingasan dan kekejian muncul dalam setiap hati para penikmat lainnya. Rasa trauma mendalam hadir juga didalam setiap hati para korban yang selamat. Kini, stadion menjadi tempat paling angker bagi seorang orang tua. Kini, hanya ada kalimat “rest in power” yang bisa di ucapkan.

Tenang disisiNya, Sam.
Beristirahatlah dengan Syal kebanggaan.
Dari saya untuk kanjuruhan,
Alfatihah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun