Kini, sepakbola Indonesia sudah mati. Seorang ibu kehilangan anaknya, seorang bapak mencari keluarganya. Keluarga di rumah menanyakan kabar keluarga di stadion. Teman, kerabat, Pacar, Guru semuanya menanyakan kesayangannya di dalam stadion.
Haru pilu terbuai disana, tangisan kepedihan mengambang di awan hitam. Kini, tidak ada cinta di dalamnya. Kemenangan yang harusnya menjadi kebahagiaan menjadi malapetaka dalam keheningan. Keberingasan dan kekejian muncul dalam setiap hati para penikmat lainnya. Rasa trauma mendalam hadir juga didalam setiap hati para korban yang selamat. Kini, stadion menjadi tempat paling angker bagi seorang orang tua. Kini, hanya ada kalimat “rest in power” yang bisa di ucapkan.
Tenang disisiNya, Sam.
Beristirahatlah dengan Syal kebanggaan.
Dari saya untuk kanjuruhan,
Alfatihah