Mohon tunggu...
M. Ali Azis Hasan Rizki
M. Ali Azis Hasan Rizki Mohon Tunggu... Dosen

M. Ali Azis Hasan Rizki currently works at the Faculty of Natural Science, Biology. Universitas Islam Al Azhar as an Lecture in Biotechnology and Microbiology. He does research in industrial microbiology, Biotechnology and Bioremediation.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bumi dan Harapan dari Mikroba: Solusi Hijau di Tengah Krisis Lingkungan

22 April 2025   19:40 Diperbarui: 22 April 2025   19:40 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Strategi teknik Imobilisasi bakteri (Sumber: Armanu et al, 2025: https://doi.org/10.3390/microorganisms13010155 )

Dunia memperingati hari Bumi Internasional setiap tanggal 22 April, sebagai pengingat bahwa planet ini tidak hanya perlu dirayakan keindahannya, melainkan juga dijaga keseimbangannya. seiring memuncaknya krisis iklim, pencemaran lingkungan menjadi masalah yang semakin serius. Air, tanah, dan udara kita terus terpapar oleh limbah industri, tumpahan minyak dan bahan kimia berbahaya. Meski berbagai teknologi telah dikembangkan untuk mengatasi pencemaran, sebagian besar masih bergantung pada proses kimiawi dan fisik yang memiliki biaya relatif tinggi serta menimbulkan dampak baru terhadap lingkungan. Namun, ada satu solusi alami yang semakin mendapat perhatian dari dunia sains yaitu Bioremediasi menggunakan mikroorganisme.

Bioremediasi merupakan proses pembersihan lingkungan bahan pencemar dengan bantuan mikroba seperti bakteri. Mikroorganisme ini memiliki kemampuan untuk "Memakan" polutan dan menguraikannya menjadi zat yang tidak berbahaya. Teknologi ini dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu kimia, lebih efisien dan bekerja secara alami. Namun, mikroba pada kondisi lingkungan yang tercemar sering kali tidak bertahan lama. pada kondisi inilah teknologi imobilisasi berperan, imobilisasi adalah metode dimana mikroorganisme "dibungkus" atau ditempatkan dalam bahan pelindung seperti gel alginat, arang aktif atau biochar. Dengan cara ini, mikroba bisa lebih tahan terhadap suhu ekstrem, pH yang tidak stabil dan zat beracun disekitarnya. 

Berbagai Penelitian menunjukan hasil yang menggembirakan, misalnya kombninasi bakteri Serratia yang diimobilisasi pada campuran zeolit dan karbon aktif berhasil menguraikan minyak mentah hingga 94% dalam kondisi lingkungan yang sulit. Bakteri seperti Acinetobacter dan Pseudomonas juga menunjukan kemampuan dalam membersihkan tanah dari tumpahan minyak dan air dari logam berat. Bahan-bahan seperti biochar dari limbah pertanian atau chitosan dari limbah udang juga terbukti mampu meningkatkan daya tahan dan aktivitas mikroba. ini menunjukan bahwa solusi yang ramah lingkungan tidak harus mahal, dan bahkan bisa berbasis pada limbah organik itu sendiri. Meskipun belum banyak diterapkan secara luas, teknologi ini menyimpan potensi besar untuk diadopsi dalam berbagai skala. Dengan peningkatan informasi, edukasi publik, dan dukungan kebijakan yang tepat, bioteknologi mikroba sangat dapat menjadi solusi efektif dan berkelanjutan bagi berbagai permasalahan lingkungan, mulai dari pencemaran kawasan industri, lahan pertanian yang terdegradasi hingga pemulihan kualitas air sungai yang terdampak eutrofikasi

Hari Bumi bukan sekedar seremonial, hari bumi perlu menjadi momentum untuk mengenalkan dan mengedukasi masyarakat tentang solusi nyata dan alami yang dimiliki bumi itu sendiri. Mikroba, meski tidak terlihat, telah membuktikan perannya yang mampu memulihkan lingkungan secara berkelanjutan. Dengan dukungan riset, kebijakan yang tepat, dan keterlibatan masyarakat, bioremediasi mikroba bisa menjadi bagian penting dari masa depan yang lebih hijau, karena menjaga bumi bukan hanya tentang menanam pohon, namun juga memahami bagaimana kehidupan terkecil sekalipun bisa memberikan harapan besar

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun