Mohon tunggu...
rizki amelia
rizki amelia Mohon Tunggu... Guru

Seorang Guru, Penulis, Pencinta Literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penilaian Akhir Semester Apakah Masih Ada Gezah? ?

3 Juni 2025   12:36 Diperbarui: 3 Juni 2025   12:36 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Koleksi Pribadi

                       

Pergantian kurikulum seringkali menimbulkan berbagai perubahan pada sistem pendidikan di negara kita tak terkecuali sistem penilaian akhir semester. Dalam Kurikulum Merdeka penilaian akhir semester tidak lagi menjadi syarat utama untuk menentukan keberhasilan siswa untuk melanjutkan pada jenjang selanjutnya. Setiap kebijakan pastilah memiliki kelebihan dan kekurangan. Jika sebelumnya evaluasi siswa ditekankan pada proses pembelajaran maka sekarang evaluasi pendidikan dikembalikan sebagai salah satu syarat untuk menetukan siswa sudah menguasai materi atau belum. Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan melalui berbagai bentuk asesmen, termasuk Sumatif Akhir Semester (SAS). SAS ini merupakan asesmen yang dilakukan pada akhir semester untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Artinya peserta didik tidak diharuskan menuntas semua materi pembelajaran.

Bentuk penilaian yang digunakan juga beragam seperti ujian tertulis, proyek, presentasi, hingga portofolio. Idealnya dengan keragaman bentuk evaluasi yang dilakukan seharusnya menjadikan peserta didik semakin termotivasi melalui setiap proses pendidikan yang dilalui. Pada kenyataannya dengan berbagai macam bentuk evaluasi, peserta didik hanya terfokus pada point bahwa tidak ada keharusan siswa untuk menuntaskan materi, ini menjadi trend belajar untuk ujian tidak lagi menjadi sebuah keseriusan.

Foto:Koleksi Pribadi
Foto:Koleksi Pribadi

Menurut Crobach dan Stufflebeam Evaluasi Pendidikan adalah proses pengumpulan data untuk menetukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai, serta jika belum, bagaimana dan apa sebabnya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto Evaluasi adalah salah satu aspek penting untuk mengukur keberhasilan proses pendidikan. Seiring terjadinya perubahan belakangan ini secara tidak langsung terjadi pergesaran makna dan gezah Penilaian atau Evaluasi Akhir Semester bagi peserta didik. Ditambah lagi dengan digaungkannya siswa tidak boleh tinggal kelas, menjadikan peserta didik semakin menganggap remeh proses pendidikan yang dilalui. Termasuk evaluasi pendidikan yang dilakukan di sekolah mulai dari Ulangan harian sampai pada ujian semester dilaksanakan hanya sebatas formaslitas karena dalam mindset peserta didik akademik tidak semata-mata menentukan keberhasilan. Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan jika terjadi terus menerus.

Dengan pergantian kebijakan dewasa ini evaluasi pendidikan secara nasional akan kembali dilaksanakan agar lembaga pendidikan memiliki marwah sebagai sebuah lembaga yang bertanggung jawab terhadap proses pembinaan IPTEK dan IMTAK generasi muda harapan bangsa. Untuk mengembalikan gezah Penilaian akhir semester sebagai salah satu rangkaian persyaratan untuk mengukur keberhasilan peserta didik tidaklah mudah. Kecendrungan peserta didik yang selama ini tidak dituntut harus menuntaskan berbagai bidang mata pelajaran membuat peserta didik terkesan kurang bertanggung jawab untuk melaksanakan proses evaluasi yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa oleh sekolah. 

Fakta dilapangan masih marak peserta didik sebagai generasi yang malas berpikir dan merasa terbebani dengan tuntutan rangakaian proses pendidikan yang dilaui. Bahkan selentingan sering dilontarkan peserta didik "awak ka naik kelas juonyo, awak ka lulus juonyo". Perkara ini haruslah mendapatkan perhatian yang serius oleh semua pihak terutama kesadaran pentingnya pendidikan yang ditanamkan dari dalam keluarga. Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kurangnya perhatian siswa terhadap pentingnya evaluasi pendidikan di sekolah: 1) sekolah mensosialisasikan kembali kepada orangtua pentingnya evaluasi pendidikan yang dilaksanakan di sekolah sebagai salah satu tolak ukur penguasaan materi dan keberhasilan proses pendidikan yang dijalani oleh peserta didik 2) melaksanakan pembiasaan 7 kebiasaan anak hebat dalam mendukung keberhasilan peserta didik di sekolah 3) membuatkan kesepakatan secara resmi antara orangtua murid dan pihak sekolah dalam meningkatkan perhatian dan pengawasan terhadap kesiapan belajar peserta didik.

Semoga dengan terjadinya perubahan kebijakan dan perhatian semua pihak meningkatkan kualitas proses pendidikan yang bermuara pada peningkatan pada kualitas hasil lulusan lembaga pendidikan yang siap pakai dan siap bersaing secara nasional maupun global.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun