Mohon tunggu...
Rizka Widya
Rizka Widya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sosiologi

Masih belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pembangunan dalam Kacamata Globalisasi dan Relasi: G20, Citayam dan NCT

14 November 2022   22:41 Diperbarui: 15 November 2022   11:34 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangunan di Indonesia terus digalakkan semenjak pasca-pandemi, dimana di saat yang sama Indonesia mendapat kesempatan berharga untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan event penting karena kali ini Indonesia memegang Presidensi Group of 20 (G20), yaitu forum kerja sama 20 ekonomi utama dunia. 

Dengan tema ‘Recover Together, Recover Stronger’, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tersebut dilaksanakan pada tanggal 15-16 November 2022 di Nusa Dua, Bali. Sudah semestinya pembangunan seperti halnya renovasi bandara I Gusti Ngurah Rai dilakukan demi menyambut tamu delegasi KTT G20.

Ada banyak campur tangan, baik pemerintah maupun  masyarakat awam dalam menyukseskan acara – mengingat ini juga merupakan kesempatan dalam meningkatkan sektor pariwisata Indonesia. 

Meskipun jika dikaji lewat aliran sosiologi klasik, hal semacam ini – kebebasan pembangunan pasar dengan campur tangan pemerintah – dianggap sebagai sesuatu yang menghambat dan mengganggu bekerjanya mekanisme pasar. 

Dikutip dari Digdowiseiso (2019),  J.M Keynes berpendapat bahwa tanpa campur tangan pemerintah, pembangunan tidak akan berjalan sebab tidak akan mampu melakukan alokasi sumber daya dan output secara optimal (full employment of outputs). Perlunya peran pemerintah di sini juga berlaku dalam bentuk kebijakan anggaran.

Kelebihan dari pembangunan di era saat ini ialah merebaknya informasi mengenai proyek yang sedang dilaksanakan akibat globalisasi. Citayam Fashion Week menjadi fenomena hingga meluas ke negara lain karena trending di jagat internet. Muda-mudi berkumpul di Jakarta Pusat, tepatnya di Jalan Sudirman untuk mengekspresikan diri lewat gaya fesyen mereka. 

Tempat tersebut tidak lagi hanya sekadar ajang memamerkan suatu merk fesyen tertentu di atas zebra cross, tetapi sudah menjadi wadah untuk kewirausahaan dan tujuan wisata fashion baru.  

Meluasnya informasi mengenai fenomena Citayam ini terbukti dengan salah satu anggota grup K-Pop NCT Dream, Renjun, yang viral karena turut berjalan di kawasan Citayam. Foto-fotonya menjadi perbincangan warganet usai diunggah di akun medsos resmi NCT Dream. Ia bahkan ‘melokal’ dengan dandanan yang tidak mencolok dan caption yang diunggah yaitu, ‘Nyebrang dulu, ges’.

Mengingat suatu pembangunan tidak akan lepas dari kebutuhan untuk menjalin hubungan yang baik dengan negara lain, atau menciptakan relasi yang saling menguntungkan, maka sepatutnya pembangunan direncanakan secara matang dan tidak hanya memikirkan profit yang didapat. 

Apabila dikaitkan dengan teori dependensi (Digdowiseiso, 2019) kita bisa menyimpulkan bahwa Indonesia, sebagai negara Dunia Ketiga, didominasi oleh negara maju dalam laju pertumbuhannya. 

Sejauh ini, Indonesia aktif menyelenggarakan konser artis luar negeri. Masih terkait K-Pop, konser yang baru-baru ini digelar adalah NEO CITY: Jakarta – THE LINK. Sayangnya, konser NCT menjadi buah bibir karena banyaknya penonton yang pingsan saat konser berlangsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun