Dalam upaya meng-implementasikan cita-cita peningkatan skill dan kompetensi anak bangsa di sektor minyak dan gas bumi khususnya wilayah SKK Migas Kalimantan -- Sulawesi, PPSDM Migas menyelenggarakan kegiatan Forum Group Discussion sebagai wadah bertukar pikiran, berbagi, dan menuangkan ide, gagasan, serta pemecahan masalah terkait kebutuhan dan kualifikasi sumber daya manusia yang kompeten di sub sektor migas.
Kegiatan yang dibuka oleh Koordinator Program, Perencanaan Standarisasi dan Keja sama, Agus Alexandri ini dihadiri oleh Kepala SKK Migas Pewakilan Wilayah Kalimantan -- Sulawesi, Azhari Idris beserta jajarannya dan Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah beserta jajarannya pada Kamis (19/05/22).
Dalam kesempatan tersebut Agus mengungkapkan bahwa Paradigma baru dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia pada prinsipnya bertumpu pada tiga pilar utama yaitu standar kompetensi, pelatihan berbasis kompetensi, dan sertifikasi kompetensi.
"PPSDM Migas memiliki cita-cita agar dapat hadir "lebih dekat" dan nyata dalam upaya peningkatan kompetensi dan skill masyarakat secara luas bertekad untuk memberikan kemudahan bagi anak bangsa dimanapun berapa untuk dapat meningkatkan kompetensinya melalui kemudahan-kemudahan sehingga kedepan tak ada lagi proses yang sulit, sistem yang rumit dan hambatan fasilitas yang dimiliki," tambahnya sebelum membuka FGD ini secara resmi.
Dalam sambutannya Kepala SKK Migas Pewakilan Wilayah Kalimantan -- Sulawesi mengungkapkan bahwa Kalimantan Timur terutama Kutai Kartanegara adalah penghasil terbesar migas di Indonesia setelah Bojonegoro dan Pekanbaru Riau. Kukar saat ini mempunyai perusahaan besar yang beroperasi di sana seperti Pertamina Hulu Mahakam, kita tahu Mahakam mempunyai cadangan yang cukup bagus, di sana kita punya Pertamina Hulu Kalimantan Timur, kemudia kita juga punya Pertamina Hulu Sanga -- Sanga dan Pertamina EP, dan juga kita punya kegiatan bersama ENI Muara Bakau dan semua kegiatannya itu memang ada yang di laut tetapi ada juga yang aktifitas migasnya itu di darat dan itu berada di Kutai Kartanegara.
"Perusahan -- perusahan tersebut telah beroperasi lebih dari 50 tahun untuk beberapa lokasi, bahkan Sanga -- Sanga itu beroperasi sebelum Indonesia Merdeka. Kenapa kami datang ke sini bersama pak Bupati Kukar yaitu kita melihat bahwa kelihatannya Kabupaten Kutai Kartanegara itu kontribusi SDM di industry hulu migas yang ada di kabupaten beliau atau di Kalimantan Timur itu masih minim.Â
Minimnya itu adalah karena level of competitiveness antara putra -- putri kami di Kalimantan Timur. Ke depannya mereka agar dapat bersaing jika ada pekerjaan di Cepu atau Sumatera atau di pulau Jawa lainnya dan kelihatannya agak sulit kalau hanya memegang ijazah S1 atau D3 atau ijazah SMA kemudian harus bersaing di industry hulu.Â
Oleh karena itu, pak Bupati mempunyai niat yang sangat mulia untuk melihat bagaimana kalau kita mencoba melihat peluang untuk menitipkan putra -- putri kita untuk bisa masuk di industry hulu migas atau industri lain yang berhubungan dengan industry ini apakah hilir, LNG atau yang berhubungan dengan Petrokimia dan sebagainya," jelasnya.
"Nah oleh karena itu kami melihat Cepu mungkin sebagai tempat apakah nanti putra -- putri Kukar dapat dididik di sana (PPSDM Migas red.) untuk menjawab tantangan kerja di masyarakat. Â Kukar dan kegiatan industry migasnya masih akan panjang beroperasi di sana oleh akrena itu dengan potensi cadangan dan pengeboran harus kita lakukan dalam jangka waktu 20 atau 30 tahun lagi atau bahkan lebih. Kami ingin putra -- putri di daerah Kukar dapat menjadi ahli migas di Palembang, Sumatera Utara, Jawa, Papua, Sulawesi dan di mana -- mana karena mereka telah dilatih dan tersertifikasi di tempat seperti ini (PPSDM Migas red.)," terangnya.
Bupati Kutai Kartanegara, Adi Damansyah menerangkan bahwa bagaiman putra -- putri Kukat Kartanegara dapat mendapat pendidikan dan pelatihan sektor migas agar nantinya dapat menjadi ahli di industry ini.