Mohon tunggu...
Rizcha Septia Arshinta Putri
Rizcha Septia Arshinta Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Change your thoughts and you change your world

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepentingan Teori Heararki Kebutuhan Malow dalam Upaya Mengatasi Aktualisasi Diri di Kalangan Mahasiswa

21 Desember 2022   18:09 Diperbarui: 21 Desember 2022   18:29 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada jaman sekarang masih banyak menjumpai beberapa mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mengaktualisasikan dirinya kepada hal-hal yang sesuai dengan ketentuan kampus, karena mahasiswa mengalami hambatan-hambatan yang terjadi pada dirinya sendiri. 

Tentu keadaan ini menyebabkan belum optimalnya pencapaian aktualisasi diri mahasiswa yang semestinya, yang sesuai dengan tuntutan dan aturan yang berlaku di lingkungan kampus. 

Pada dasarnya permasalahan aktualisasi diri pada mahasiswa disebabkan karena belum mampu memahami keadaan dirinya dan bagaimana seharusnya bersikap dan berperilaku yang baik yang mencerminkan seorang mahasiswa. 

Hal ini diungkapkan oleh Abraham Maslow yang berhipotesis dalam aktualisasi diri bahwa manusia pada hakekatnya memiliki inner personal value berupa kebaikan. 

Dari sini orang bisa mengoptimalkan secara maksimal untuk berkembang menjadi lebih baik. berarti, setiap orang dilahirkan dalam keadaan mempunyai kemampuan yang baik, sehingga dapat memaksimalkan aktualisasi dirinya, tidak hanya dengan mengembangkan kemampuan sendiri, tetapi juga dengan berperilaku baik terhadap diri sendiri. 

Namun, banyak nilai dan sikap yang bukan merupakan hasil dari pengalaman langsung seseorang, tetapi dipengaruhi oleh keaadaan sekitar, rekan-rekan seumuran, dan keadaan lainnya. 

Akibatnya, hal ini mengarah pada penerapan perilaku aktualisasi diri yang bias, yang pada gilirannya mengarah pada integrasi identitas yang tidak tepat. Akibatnya, banyak orang terpecah belah, tidak puas, stres, bingung, dan tidak mampu mengekspresikan diri sepenuhnya. 

Oleh karena itu, perlu adanya teknik konseling yang secara langsung memotivasi individu untuk membantu individu memahami kondisi, perasaan, pikiran, pengendalian emosi, dan perilakunya. Nasihat yang diberikan juga harus membantu siswa memahami bentuk-bentuk aktualisasi diri mana yang baik dan mana yang tidak.

 Pendekatan Menurut Abraham Maslow Sebelum mengenal pendakatan apa saja yang diterapkan , Abraham Maslow (1 April 1908 -- 8 Juni 1970) adalah teoretikus yang banyak memberi inspirasi dalam teori kepribadian. Ia juga seorang psikolog yang berasal dari Amerika dan menjadi seorang pelopor aliran psikologi humanistik. 

Ia terkenal dengan teorinya tentang hierarki kebutuhan manusia. Maslow dalam mendalami perilaku manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek-subjek ini dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi, namun dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hierarki kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari pengalaman. 

Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan behaviorisme Maslow mengemukakan jika seseorang memiliki kepribadian yang berkembang dengan baik dalam mengembangkan dirinya secara penuh. 

Sangat berbeda dengan kehendak yang timbul dari kehendak dasar, kehendak nilai yang dimotivasi oleh aktualisasi diri. Maslow memperkenalkan teori motivasi aktualisasi diri sebagai kebutuhan agar selalu meningkat. 

Orang-orang yang mampu menemukan diri mereka tidak termotivasi untuk berjuang mencapai tujuan tertentu dan mengisi kekosongan mereka. Individu pada umumnya memperpanjang hidup mereka serta mampu mengurangi stres atau masalah dalam diri mereka dengan mempersiapkan pengalaman yang sulit. Dimana seseorang selalu berusaha untuk mengoptimalkan potensinya, berkembang dan memperhatikan lingkungan disekitar. 

Pada saat yang sama, orang yang gagal menyadari dirinya dicirikan oleh orang-orang yang berusaha mencapai hal-hal tertentu untuk mengisi kekosongannya. 

Kondisi ini disebut motivasi atau kekurangan. bahwa kepribadian seseorang dipandu oleh dua motif, yaitu motivasi kurang dan motivasi untuk berkembang atau matang (hypermotivation). Untuk mencapai kesadaran diri yang optimal, individu didorong secara perkembangan atau hipermotivasi. 

Sebagai kebutuhan dasar, metamotivasi juga mempengaruhi karakter individu. Ketika metamotivasi tidak disadari dan menemui hambatan, individu tersebut mengalami metapatologi. merupakan hambatan yang dialami individu untuk tumbuh dan berkembang. 

Hal ini menyebabkan orang mengalami hambatan dalam aktualisasi diri, membuat individu merasa tidak berdaya, tertekan, dan mengungkapkan hal-hal yang kurang baik. Dalam hal ini, orang tersebut juga tidak dapat mengidentifikasi penyebab spesifik dari masalah yang dialaminya, serta sulit untuk melaluinya. 

Pada fase ini, dosen mengumpulkan informasi mengenai mahasiswa yang diberi layanan konseling, dengan menggunakan pendekatan wawancara motivasi. Untuk mengumpulkan informasi mahasiswa, konselor bimbingan bekerja sama dengan pemimpin kursus dan orang tua mahasiswa yang bersangkutan. Beberapa pihak tersebut dinilai dapat bekerja sama dengan baik untuk memfasilitasi konseling. 

Setelah menyelesaikan tahapan identifikasi masalah mahasiswa, selanjutnya dilakukan pendekatan yang mengembangkan simpati dan empati mahasiswa. Intinya, seorang konselor harus menunjukkan empati dan kasih sayang mengenai problem yang dilalui mahasiswa. Pelaksanaan wawancara motivasi pada fase ini, Bimbingan dosen saat penyuluhan, menerima keadaan mahasiswa mengalami perlawanan diri ketika ingin berubah. 

Oleh karena itu, dalam kondisi perlawanan yang dirasakana oleh mahasiswa, dosen pembimbing mereformasi mahasiswa berdasarkan ekspresi atau pernyataan ingin mrerubah dirinya menjadi lebih baik. Mengembangkan kerangka ulang dapat membantu mereka mengubah cara mereka mengelola emosi, pikiran, dan perilaku mereka. Setelah ini berhasil diubah menjadi bingkai positif bagi siswa, siswa pasti akan melakukannya dengan lebih baik .

Dalam memberikan motivasi, bingkai positif digunakan untuk masalah aktualisasi diri terhadap mahasiswa, Transformasi yang dilakukan oleh para dosen BK adalah untuk mendorong mahasiswa untuk menunjukkan prasangka kepada maha pencipta karena beliau mengalami masalah ini sehingga beliau ingin kita menjadi lebih baik dan termotivasi untuk selalu berbuat kebaikan. 

Resistansi mereka merupakan penolakan selama proses konseling ketika mereka telah mempunyai alasan buat bertahan pada situasi sebelumnya. Penyebab perkara yg menimpanya merupakan karena teman-temannya tidak menyukainya & bersikap sinis terhadapnya, sebagai akibatnya ingin menarik diri berdasarkan teman-temannya (perkara langsung tertutup).motivasi yg diberikan sang keynote speaker menyebutkan pentingnya berpikir positif & menyebutkan kepada mereka bahwa hanya pikiran negatif yg menciptakan mereka berperilaku tertutup terhadap teman-temannya. Selain itu, konselor menaruh kerangka bahaya konduite tidak baik & konduite yg benar berdasarkan moralitas menggunakan tujuan buat menaruh kerangka positif buat melakukan konseling menggunakan tujuan mengubah menjadi lebih baik lagi. 

Dosen mendorong dan mendukung keyakinan para mahasiswa. Self-efficacy mengacu pada keyakinan seseorang pada kemampuan mereka untuk mengatur dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk melakukan. Menurut Counselle Abi Apriyad, apakah dapat diakses atau tidak, efikasi diri mahasiswa tinggi atau rendah. 

Dalam hal ini, konselor menjelaskan untuk terus mendorong mahasiswa ketika keyakinan mereka cukup kuat untuk berubah. mahasiswa sudah berkomitmen dan termotivasi untuk membenahi perilaku, pemikiran serta perlakuan yang kurang tepat. Sehingga dosem tetap berusaha membimbing mahasiswa, memastikan bahwa dia dapat mengatasi masalah yang dia hadapi. Pada poin ini, dapat disampaikan bahwa ketika mahasiswa merasa didukung, dipercaya dan dihargai, mereka termotivasi untuk fokus pada perubahan yang lebih baik. 

Dan langkah terakhir merupakan mengungguli realisasi diri yaitu melalui penilaian, dimana dosen BK mengevaluasi & mengukur kriteria keberhasilan instruksi yg diberikan kepada mahasiswa. Indikator keberhasilan aplikasi bimbingan melalui perubahan keadaan, mengacu dalam upaya buat mengganti keadan ke arah yg positif & lebih baik. 

Oleh lantaran itu, sosialisasi BK pada kampus dievaluasi berhasil apabila membentuk perubahan yg positif bagi mahasiswa. Keberhasilan musyawarah nir hanya dievaluasi atau dikonfirmasi namun dosen bimbingan konseling memperoleh informasi melalui sahabat sekelasnya. Berdasarkan output penilaian & observasi, mahasiswa yg dibimbing mengalami perubahan yg lebih baik, secara signifikan & terdapat yg lebih baik. Situasinya sedemikian rupa sebagai akibatnya mahasiswa yg bersangkutan bisa sedikit terbuka, mulai disiplin & mandiri.

Bahwa layanan konseling diberikan melalui teknik wawancara motivasi sangat membantu penguatan aktualisasi diri mahasiswa. Pembinaan konseling yang dilaksanakan melalui teknik wawancara motivasi dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan diri mahasiswa. mahasiswa yang mendapat pembinaan melalui teknik wawancara motivasi dapat mengubah kondisi diri mereka sebelumnya yang memiliki problem aktualisasi diri yang tidak terpenuhi dengan baik sesuai dengan kondisinya. Lebih baik diterapkan pada perubahan perilaku berdasarkan apa yang harus dicapai. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun