Mohon tunggu...
Rizal Mutaqin
Rizal Mutaqin Mohon Tunggu... Founder Bhumi Literasi Anak Bangsa

Semua Orang Akan Mati Kecuali Karyanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dear Ramadan, Tahun Ini Aku Akan Lebih Baik dan Menulis Sebuah Novel

19 Maret 2025   10:05 Diperbarui: 19 Maret 2025   10:05 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan Rizal Mutaqin (sumber: ig @rimut.id)

Ramadan kembali hadir, membawa berkah dan kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Tahun lalu, aku merasa ada banyak hal yang belum maksimal dalam menjalankan ibadah dan mengisi waktu dengan hal-hal bermanfaat. Namun, tahun ini aku berjanji kepada diriku sendiri untuk menjadikan Ramadan lebih bermakna. Selain meningkatkan ibadah, aku juga memiliki misi khusus: menulis sebuah novel selama bulan Ramadan dan menyelesaikannya tepat saat bulan suci ini berakhir.

Menulis selalu menjadi bagian dari hidupku, tetapi sering kali aku menundanya dengan berbagai alasan. Kesibukan, rasa malas, atau kurangnya inspirasi kerap menjadi penghalang. Namun, Ramadan kali ini akan berbeda. Aku ingin menjadikannya momen produktif untuk tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menyalurkan ide-ide yang selama ini tersimpan dalam benakku ke dalam bentuk tulisan.

Menulis selama Ramadan bukanlah hal yang mudah. Waktu yang tersedia lebih terbatas karena harus membagi antara ibadah, istirahat, dan aktivitas lainnya. Namun, aku percaya bahwa dengan disiplin dan manajemen waktu yang baik, aku bisa menyelesaikan novel ini. Aku telah menyusun jadwal harian, mengatur waktu khusus untuk menulis tanpa mengabaikan ibadah dan kewajiban lainnya.

Ramadan juga mengajarkanku untuk lebih fokus dan mengendalikan hawa nafsu, termasuk dalam hal menulis. Aku ingin memastikan bahwa setiap kata yang kutulis memiliki makna dan membawa pesan positif. Novel ini bukan sekadar cerita fiksi, tetapi juga memiliki nilai moral yang bisa memberikan inspirasi bagi pembacanya.

Salah satu tantangan terbesar dalam menulis adalah menjaga konsistensi. Ada saatnya aku merasa kehilangan semangat atau mengalami writer's block. Namun, aku akan menjadikan momen-momen tersebut sebagai latihan kesabaran dan ketekunan. Ramadan adalah bulan perjuangan, dan aku ingin membuktikan bahwa aku bisa menyelesaikan novel ini dengan semangat yang sama seperti menjalankan ibadah puasa.

Selain itu, menulis selama Ramadan juga menjadi sarana refleksi diri. Setiap kata yang kutuangkan dalam novel ini mencerminkan perjalananku dalam memperbaiki diri. Aku ingin menjadikannya sebagai bentuk ekspresi sekaligus doa, berharap agar setiap tulisan yang kubuat bisa membawa manfaat dan kebaikan bagi orang lain.

Aku juga ingin membagikan proses ini kepada orang-orang terdekat, agar mereka turut menjadi saksi perjuanganku dalam mencapai target ini. Mungkin, ini juga bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang ingin mengisi Ramadan dengan kegiatan produktif. Menulis adalah ibadah ketika dilakukan dengan niat yang baik, dan aku ingin menjadikannya sebagai bagian dari perjalananku di bulan penuh berkah ini.

Ketika nanti Ramadan berakhir, aku ingin melihat hasil dari usahaku. Sebuah novel yang lahir dari ketekunan dan niat baik. Apakah nanti novel ini akan diterbitkan atau hanya menjadi catatan pribadi, itu bukan masalah utama. Yang terpenting adalah aku telah membuktikan kepada diriku sendiri bahwa aku bisa konsisten dan disiplin dalam mencapai target yang telah aku tetapkan.

Ramadan adalah bulan penuh keberkahan dan kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Tahun ini, aku tidak ingin menyia-nyiakannya. Dengan niat yang tulus dan usaha yang maksimal, aku yakin bisa menjalani Ramadan dengan lebih bermakna. Semoga novel ini bukan hanya menjadi pencapaian pribadi, tetapi juga menjadi bukti bahwa setiap momen bisa diisi dengan hal yang berharga.

Dear Ramadan, tahun ini aku akan lebih baik, lebih tekun, dan lebih produktif. Aku akan menulis, beribadah, dan memperbaiki diri. Semoga setiap huruf yang kutulis menjadi amal kebaikan yang akan terus mengalir, bahkan setelah bulan suci ini berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun